Mengenal Lapisan-lapisan Atmosfer Bumi dan Komposisinya

Tags

, , , , , , , , , , , ,

Mengenal Lapisan-lapisan Atmosfer Bumi dan Komposisi Atmosfer di Planet Bumi

Lapisan Atmosfer

B

  1. Awal Evolusi Atmosfer

Menurut ahli geologi, pada mulanya atmosfer bumi mengandung CO2 (karbon dioksida) berkadar tinggi sehingga karena efek rumah kaca, maka temperature permukaan bumi juga tinggi. Pada waktu itu oksigen (O2) belum terbentuk sehingga belum ada lapisan ozon (ozonosfer) di stratosfer, karena itu sinar ultra violet dari matahari tidak mengalami atenuasi (absorpsi, refleksi dan difusi) dan samapi pada permukaan bumi dengan intensitas radiasi yang sangat kuat. Kondisi semacam ini tidak memungkinkan adanya kehidupan pada permukaan bumi, kecuali mungkin ada kehidupan pada perairan yang dalam sehingga terlindung radiasi sinar UV (Ultra Violet) dari matahari.

Sekitar 3,5 milyar tahun yang lalu mulai adanya evolusi mahluk hidup yang berklorofil yang memungkinkan proses fotosintesis. Evolusi ini berlanjut terus sehingga proses fotosintesis semakin efisien. Karena fotosintesis memerlukan karbon dioksida maka kadar karbon di atmosfer menjadi berkurang dan sebaliknya kadar oksigen lambat laun bertambah. Melalui proses fotokimia dan energy matahari (terutama panjang gelombang pendek), maka terbentuk lapisan ozon (O3) di stratosfer. Lapisan ozon dapat menahan atau menyerap gelombang pendek dari radiasi matahari (terutama UV) yang berenergi tinggi. Kondisi semacam ini menyebabkan temperature permukaan bumi turun, dan memungkinkan mahluk hidup berevolusi ke daratan.

Tetapi evolusi tidak berjalan linier, ada beberapa episode kepunahan masal, misalnya pada 240 juta tahun yang lalu kepunahan masal menghilangkan organisme laut sekitar 77 sampai 96%, juga pada 60 juta tahun yang lalu terjadi kepunahan masal.

Ada dua teori sebab kepunahan masal. Pertama ialah tabrakan bumi dengan sebuah benda langit dan kedua ialah kegiatan vulkanik yang dahsyat. Kedua teori ini menganggap terjadi debu yang menghalangi sinar matahari sehingga proses fotosintesis terhenti untuk waktu yang lama, selain itu kebakaran besar-besaran juga mengakibatkan hujan asam yang dahsyat. Akibatnya terjadi kepunahan massal, termasuk jenis dinosaurus.

Kepunahan besar ini mengakibatkan hilangnya dominasi hewan melata (reptilia) sehingga memberikan kesempatan pada hewan menyusui untuk berkembang yang pada akhirnya melahirkan manusia. Dari segi teori evolusi telah banyak diterima secara luas, baik dikalangan ilmiah ataupun awam, namun dari segi agama banyak pula yang masih mempertanyakan kebenarannya.

Manusia terbentuk oleh lingkungan dan membentuk lingkungan baru. Dengan adanya umpan balik antara makhluk hidup dan lingkungan maka kondisi lingkungan terjaga agar tetap sesuai dengan kehidupan. Pertanyaannya adalah apakah lingkungan itu akan tetap sesuai bagi manusia pada khususnya? Fakta menunjukkan telah banyak terjadi kepunahan jenis makhluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan lingkungan. Dari segi ekologi, tidak ada alasan bagi manusia tidak dapat punah, apalagi manusia lebih peka dibandingkan tumbuhan, jasad renik dan hewan yang merupakan mata rantai dalam arus energi dari matahari. Tumbuhan, jasad renik, dan hewan dapat hidup tanpa manusia, tetapi sebaliknya manusia tidak dapat hidup tanpa tumbuhan. Karena itu kita sebaiknya bersikap, bijaksana dan rendah hati terhadap makhluk-makhluk lain dan senantiasa menjaga kelestarian lingkungan.

Aktivitas industri seharusnya memperhatikan dampak yang ditimbulkannya baik terhadap lingkungan maupun terhadap perubahan iklim. Ini disebabkan tidak ada jaminan manusia tidak akan punah. Pembangunan industri berwawasan lingkungan dan berkelanjutan berusaha memenuhi kebutuhan tetapi lingkungan tetap terjaga kelestariannya sehingga dapat menopang kehidupan kita semakin baik, dan memberi kesempatan hidup pada makhluk-makhluk lain.

Hujan asam adalah perkara lingkungan yang rumit. Sejak tahun 1950, perkara hujan asam menjadi menarik perhatian ketika terjadi asidifikasi (pengasaman) danau di Scandinavia dan Kanada. Hujan asam adalah istilah yang lebih popular daripada deposisi basah senyawa sulfur dan nitrogen. Pengasaman terutama disebabkan oleh tiga jenis polutan yaitu:

  1. Sulfur dioksida SO2 dari pembakaran minyak bumi dan batu bara, dan proses industri.
  2. Nitrogen dioksida NO2 dari proses semua pembakaran
  3. Ammonia NH3 terutama dari peternakan.

2. Lapisan Atmosfer

Jika temperatur vertikal dipakai sebagai dasar pembagian atmosfer, maka terdapat diskontinuitas profil temperature yang menandai lapisan-lapisan atmosfer yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer dan termosfer. Puncak dari lapisan-lapisan ini disebut tropopause, stratopause, mesopause dan termopause.

Atmosfer dipengaruhi oleh gaya tarik bumi yaitu gravitasi (gravity). Atmosfer bersifat kompresibel artinya densitas maksimum terdapat dipermukaan tanah dan semakin tipis jika menjauhi permukaan bumi sampai pada akhirnya menjadi tidak dapat dibedakan dari gas lain. Karena itu tidak terdefinisi batas atas atau puncak atmosfer, tetapi rumbai-rumbai bumi mencapai pada ketinggian sekitar 1.000 km.

Dalam tahun 1902 , Teisserene de bort (1855 – 1913) ahli Meteorologi Perancis dan (1845 -1918), ahli Meteorologi Jerman secara terpisah menemukan lapisan tinggi di atas 10 km dimana suhu naik dengan ketinggian. De Bort menyebut lapisan pertama di atas permukaan adalah troposfer dan lapisan diatas nya adalah stratosfer .

Penemuan radiosonde oleh Molchanov (1893-1941) ahli meteorologi Soviet dalam tahun 1927 memperkenalkan era baru eksplorasi atmosfer dimana pengukuran suhu rutin seluruh jaringan sinoptik. Sistem radiosonde modern mampu membuat observasi sampai pada ketinggian 40 km. Pada panas yang lebih tinggi informasi stuktur suhu diukur oleh roket dan didoduksi (diturunkan) secara tidak langsung dari pengukuran satelit cuaca .

a. Troposfer

Troposfer adalah lapisan atmosfer paling bawah yang ditandai oleh penurunan temperatur dan fenomena cuaca (pembentukan awan dan hujan) troposper artinya buletan atau lapisan yang berubah-ubah, lebih dari 80% massa atmosfer terletak dilapisan ini, dan mempunyai cirri percampuran vertical yang kuat. Fenomena cuaca, seperti awan, hujan, dan badai guruh terjadi dalam troposfer. Akibat adanya percampuran vertical yang kuat dan curah hujan dengan waktu tinggal rata-rata aerosol dalam lapisan troposfer agak pendek berkisar dari beberapa hari sampai minggu.

Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 – 18 km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer ratarata ± 10 km. Di daerah khatulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar16 km dengan temperatur rata-rata 80°C. Daerah sedang ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperature rata-rata 46°C. Lapisan troposfer ini pengaruhnya sangat besar sekali terhadap kehidupan mahkluk hidup di muka bumi. Lapisan ini selain terjadi peristiwa-peristiwa seperti cuaca dan iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapats pada lapisan ini. Ciri khas yang terjadi pada lapisan troposfer adalah suhu (temperatur) udara menurun sesuai dengan perubahan ketinggian, yaitu setiap naik 100 meter dari permukaan bumi, suhu (temperatur) udara menurun sebesar ± 0,5°C. Lapisan troposfer paling atas, yaitu tropopause yang menjadi batas antara troposfer dan stratosfer. Suhu (temperatur) udara di lapisan ini relatif konstan atau tetap, walaupan ada pertambahan ketinggian, yaitu berkisar antara -55°C sampai -60°C. Ketebalan lapisan tropopause ± 2 km. Pada lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan, dan kelembaban udara yang kita rasakan sehar-ihari terjadi. Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Pada troposfer ini terdapat gas-gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global. Troposfer terdiri atas:

  1. Lapisan planetair : 0-1 km
  2. Lapisan konveksi : 1-8 km
  3. Lapisan tropopause : 8-12 km.

Tropopause merupakan lapisan pembatas antara lapisan troposfer dengan stratosfer yang temperatunya relatif konstan. Pada lapisan tropopause kegiatan udara secara vertikal terhenti.

b. Stratosfer

Sratosfer ditandai oleh kenaikan temperature terhadap ketinggian karena adanya ozonosfer (lapisan ozon) yang menyerap radiasi matahari berenergi tinggi (ultra violet). Stratosfer artinya bulatan atau lapisan berlapis yang ditandai oleh percampuran vertical yang sangat lemah. Badai guruh yang updraft  (arus udara ke atas)-nya sangat besar dapat menembus beberapa kilometer ke dalam stratosfer bawah. Tekanan pada paras stratopause sekitar 1 mb, dibandingkan 1.000 mb pada permukaan bumi. Troposfer bersama stratosfer mencakup sekitar 99,9% massa atmosfer. Sisanya 0,1% adalah massa mesosfer 99% dan massa termosfer 1%.

  • Massa Termosfer: 0.001 %
  • Massa Mesosfer: 0.099 %
  • Massa Stratosfer: 19.9 %
  • Massa Troposfer: 80.0 %

Stratosfer terletak padaketinggian antara 18-49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian dari permukaan bumi. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara sekitar 0°C. Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dengan mesosfer. Lapisan ini terletak pada ketinggian sekitar 50-60 km dari permukaan bumi.

Stratosfer terdiri atas tiga lapisan yaitu, lapisan isotermis, lapisan panas, dan lapisan campuran teratas. Umumnya suhu (temperatur) udara pada lapisan stratosfer sampai ketinggian 20 km tetap. Lapisan ini disebut dengan lapisan isotermis. Lapisan isotermis merupakan lapisan paling bawah dari stratosfer. Setelah lapisan isotermis, berikutnya terjadi peningkatan suhu (temperatur) hingga ketinggian ± 45 km. Kenaikan temperatur pada lapisan ini disebabkan oleh adanya lapisan ozon yang menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan sinar matahari. Lapisan stratosfer ini tidak ada lagi uap air, awan ataupun debu atmosfer, dan biasanya pesawat-pesawat yang menggunakan mesin jet terbang pada lapisan ini. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari gangguan cuaca.

Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu -70°F atau sekitar -57°C. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang cukup signifikan. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah (semakin naik), karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18°C pada ketinggian sekitar 40 km.

Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya. Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari matahari. Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan. Ozon berwarna biru pucat yang terbentuk dari tiga atom oksigen (O3). Ozon adalah gas yang tidak berwarna dan dapat ditemukan di lapisan stratosfer yaitu lapisan awan yang terletak antara 15 hingga 35 km dari permukaan bumi. Lapisan ozon sangat penting karena ozon menyerap radiasi ultra violet (UV) dari matahari untuk melindungi radiasi yang tinggi sampai ke permukaan bumi. Radiasi dalam bentuk UV spektrum mempunyai jarak gelombang yang lebih pendek daripada cahaya. Radiasi UV dengan jarak gelombang adalah di antara 280 hingga 315 nanometer yang dikenali UVB dan ia merusak hampir semua kehidupan. Adanya penyerapan radiasi UV-B sebelum sinar UV sampai ke permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi dari efek radiasi yang merusak kehidupan

c. Mesosfer

Mesosfer adalah lapisan tengah atmosfer yang ditandai oleh penurunan temperature terhadap ketinggian. Mesosfer artinya bulatan atau lapisan tengah yang tumpang tindih (overlaps) dengan ionosfer bawah. Seperti troposfer maka lapisan ini mempunyai penurunan suhu dengan ketinggian (susut suhu) dan gerakan udara partikel tidak dihalangi secara kuat.

Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat. Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49-82 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya. Udara yang terdapat di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya terbakar di lapisan ini.

Lapisan mesosfer ini ditandai dengan penurunan suhu (temperatur) udara, rata-rata 0,4°C per seratus meter. Penurunan suhu (temperature) udara ini disebabkan karena mesosfer memiliki kesetimbangan radioaktif yang negatif. Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -81°C. Bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause, yaitu lapisan batas antara mesosfer dengan lapisan termosfer temperature-nya diperkirakan mencapai sekitar -100°C.

d. Termosfer

Termosfer adalah lapisan panas yang ditandai oleh kenaikan temperatur sampai ribuan derajat Celsius.  Termosfer artinya bulatan atau lapisan panas yang meluas sampai ketinggian beberapa ratus kilometer dan bersuhu antara 400 sampai 20000C bergantung pada tingkat (fasa) aktivitas matahari (siang dan malam) dan bergantung pada lintang tempat. Variasi temperatur harian adalah 500-8000C dengan minimum sekitar matahari terbit dan maksimum sekitar pukul 14.00. Termopause adalah paras transisi ke profil yang kurang lebih isothermal atau suhu konstan.

Termosfer adalah lapisan udara keempat, peralihan dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 82 km. Termosfer terletak pada ketinggian antara 82 – 800 km dari permukaan bumi. Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer. Lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan /refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek. Disebut dengan termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 19820°C. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh.

e. Eksosfer

Eksosfer adalah lapisan udara kelima, eksosfer terletak pada ketinggian antara 800-1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi. Lapisan ini sering disebut pula dengan ruang antar planet dan geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya, karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.

C. Komposisi Atmosfer

Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan tidak berwarna. Empat gas yaitu nitrogen, oksigen, argon, dan karbon dioksida meliputi hampir seratus persen dari volume udara kering. Gas lain yang stabil adalah neon, helium, metana, krypton, hidrogen, xenon dan yang kurang stabil termasuk ozon dan radon juga terdapat di atmosfer dalam jumlah yang sangat kecil.

Selain udara kering, lapisan atmosfer mengandung air dalam ketiga fasanya, dan aerosol atmosfer. Oleh karena itu, udara kering yang murni di alam tidak pernah dijumpai karena ada dua alasan, yaitu ada uap air di udara yang jumlahnya berubah-ubah dan selalu ada injeksi zat ke dalam udara, misalnya asap dan partikel debu. Udara semacam ini disebut udara alam.

Udara adalah campuran berbagai unsur dan senyawa kimia sehingga udara menjadi beragam. Keberagaman terjadi biasanya karena kandungan uap air dan susunan masing-masing bagian dari sisa udara (disebut udara kering). Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.

            Tabel. Gas-gas penyusun atmosfer bumi

Nama Gas Simbol Kimia Volume (%)
Nitrogen N2 78,08
Oksigen O2 20,95
Argon Ar 0,93
Karbondioksida CO2 0,034
Neon Ne 0,0018
Helium He 0,0052
Ozon O3 0,0008
Hidrogen H2 0,00005
Krypton Kr 0,00011
Metana CH2 0,00015
Xenon Xe Sangat kecil

Oksigen (O2) sangat penting bagi kehidupan, yaitu untuk mengubah zat makanan menjadi energi hidup. Oksigen dapat bergabung dengan unsur kimia lain yang dibutuhkan untuk pembakaran.

Karbon dioksida  (CO2) dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, pernafasan manusia dan hewan, kemudian dibutuhkan oleh tanaman. Karbon dioksida merupakan salah satu senyawa kimia udara yang terdiri atas satu bagian karbon dan dua bagian oksigen. Karbon dioksida menyebabkan efek rumah kaca (greenhouse) yaitu transparan terhadap radiasi gelombang pendek dan menyerap radiasi gelombang panjang. Dengan demikian, kenaikan konsentrasi CO2 di dalam atmosfer akan menyebabkan kenaikan suhu permukaan bumi.

Nitrogen (N2) terdapat di udara dalam jumlah paling banyak, yaitu meliputi 78 bagian. Nitogen tidak langsung bergabung dengan unsur lain, tetapi pada hakekatnya unsur ini adalah penting karena nitrogen merupakan bagian dari senyawa organik. Nitrogen bereaksi lambat, tetapi merupakan bagian penting dari kehidupan sehingga keseimbangan nitrogen di udara, di laut dan di dalam bumi sangat dipengaruhi oleh makhluk hidup.

Neon (Ne), argon (Ar), xenon (Xe), dan krypton (Kr) disebut gas mulia, karena tidak mudah bergabung dengan unsur lain. Meskipun gas ini kurang penting di atmosfer, namun neon biasanya dipakai dalam iklan dan argon dipakai untuk bola lampu cahaya listrik.

Helium (He) dan Hidrogen (H2) sangat jrang di udara kecualai pada panas yang tinggi. Gas ini adalah yang paing ringan dan sering dipakai untuk mengisi balon meteorologi.

Ozon (O3) adalah gas yang sanagt aktif dan merupakan bentuk lain dari oksigen. Gas ini terdapat terutama pada ketinggian antara 20 dan 30 km. Ozon dapat menyerap radiasi ultra violet yang mempunyai energi besar dan berbahaya bagi tubuh manusia.

Apabila radiasi ultra violet ini tidak terserap oleh ozon, maka akan menimbulkan malapetaka bagi kehidupan mahkluk hidup yang ada di bumi. Radiasi ini di antaranya dapat membakar kulit mahkluk hidup, memecahkan kulit pembuluh darah, dan menimbulkan penyakit kanker kulit. Selain unsur pembentuk yang berupa gas, udara juga mengandung partikel padat dan cair, yang kebanyakan begitu kecilnya sehingga gerakan udara dapat mengimbangi kecenderungan partikel tersebut jatuh ke tanah. Partikel itu dapat berasal dari debu yang terangkat oleh angin, partikel garam laut, ataupun hasil pembakaran dan pengolahan dalam industri.

Ok, semoga bermaaf ya gengs 😀

Mengenal Perbedaan Model, Teori, Hukum, dan Prinsip

Tags

, , ,

Perbedaan Yu Kita Belajar dan Mengenal Perbedaan Antara Model, Teori, Hukum, dan Prinsip dalam Pembelajaran

Haloo guys kita berjumpa lagi dalam blog ini hhe, gimana kabar kamu ? Sehat selalu kan, semoga Tuhan memberikan selalu kesehatan buat kamu, aku dan kita semua ya. Aamiin. Hari ini saya mau ngeasih informasi ni tentang perbedaan model, teori, hukum, dan prinsip dalam pembelajaran. Ok, kita mulai aja yaa hhe, keep enjoy guys 😀

A. Model

Ketika ilmuwan mencoba memahami serangkaian fenomena tertentu, mereka sering menggunakna model. Model, dari sudut pandang ilmiah, merupakan semacam analogi atau bayangan mengenai fenomena yang bersangkutan dipandang dari hal yang sudah akrab dengan kita. Satu contoh adalah model gelombang dari cahaya. Ketika tidak dapat melihat gelombang cahaya sebagaimana kita melihat gelombang air. Akan tetapi ada gunanya membayangkan seakan-akan cahaya terbuat dari gelombang-gelombang, karena eksperimen menunjukkan bahwa cahaya dalam banyak hal berperilaku seperti gelombang air.

Tujuan pembuatan model adalah untuk memberi kita gambaran pendekatan sesuatu yang bisa dipakai sebagai acuan ketika kita tidak bisa melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Model sering memberi kita pemahaman yang lebih dalam: analogi terhadap sistem yang telah diketahui (misalnya, gelombang air pada contoh di atas) dapat memberikan gagasan mengenai fenomena lain yang masih berhubungan dan mungkin terjadi.

B. Teori

Anda mungkin bertanya-tanya apa perbedaan antara sebuah teori dengan sebuah model. Kadang-kadang istilah tersebut dipertukarkan. Bagaimanapun, biasanya, model relatif sederhana dan memberikan kesamaan struktural dengan fenomena yang sedang dipelajari, sementara teori lebih luas, lebih rinci, dan dapat memberikan prediksi yang dapat diuji secara kuantitatif, seringkali dengan ketetapan tinggi. Kadang-kadang, karena sebuah model dikembangkan dan dimodifikasi dan berhubungan lebih dekat dengan eksperimen yang mencakup fenomena yang lebih luas, ia dapat disebut sebagai teori. Salah satunya ialah contoh teori atom, disamping teori gelombang untuk cahaya.

Model bisa sangat membantu, dan bisa menuju ke teori-teori yang penting. Tetapi adalah penting untuk tidak mengacaukan model, atau teori, dengan sistem yag sesungguhnya atau fenomena itu sendiri.

C. Hukum dan Prinsip

Para ilmuwan memberi istilah hukum untuk pernyataan-pernyataan tertentu yang singkat tetapi bersifat umum mengenai perilaku alam (bahwa energi itu kekal, misalnya). Kadang-kadang pernyataan tersebut berbentuk suatu hubungan atau persamaan antara besaran-besaran (misalnya hukum Newton kedua, F=m. a).

Agar disebut sebagai huku, suatu pernyataan harus dinilai berlaku secara eksperimental pada ruang lingkup yang luas dari fenomena yang diteliti. Suatu hukum akan menghasilkan penggabungan dari beberapa penelitian. Untuk pernyataan-pernyataan yang kurang umum, istilah prinsip sering digunakan (misalnya pada prinsip Archimedes). Dimana harus ditarik garis bata antara hukum dan prinsip, tentu saja, tidak jelas, dan tidak selalu ada konsistensi yang lengkap.

Hukum-hukum ilmiah berbeda dari hukum-hukum politik. Hukum politik bersifat preskriptif: memberitahu kita bagaimana harus bersikap. Hukum-hukum ilmiah bersifat deskriptif: tidak mengatakan bagaimana alam harus berperilaku, tetapi menjelaskan bagaimana alam untuk berperilaku. Sebagaimana dengan teori, hukum tidak dapat diuji dalam berbagai macam kasusnya yang tak terbatas. Sehingga kita tidak dapat memastikan bahwa suatu hukum tertentu memang benar. Kita menggunakan istilah hukum jika validitasnya telah teruji pada ruang lingkup kasus yang luas, dan jika keterbatasan dan lingkup validitasnya dapat dipahami dengan jelas. Pada saat itu pun, ketika informasi baru muncul, hukum-hukum tertentu mungkin harus disesuaikan atau mungkin dibuang.

Pra ilmuwan biasanya bekerja seakan-akan hukum-hukum dan teori-teori yang diterima memang benar. Tetapi mereka tetap berpikir terbuka seandainya informasi merubah validitas hukum atau teori tertentu.

Sumber :Giancoli. 2001. Fisika Jilid I. Erlangga: Jakarta

Gimamana guys ? cukup jelas penjelasannya ? hhehe :D. Saya jadi teringat sama salah satu dosen saya bahwa ilmuwan itu tidak selamanya benar, karena ilmu pengetahuan terus mengalami kemajuan-kemajuan yang sangat pesat. So, buka hati, mata, dan pikiran kita seluas-luasnya dan selebar-lebarnya bahwa kita pun bisa menjadi ilmuwan yang dapat melanjutkan atau membongkar model, teori, hukum, dan prinsip ilmuwan terdahulu. Cheers up guys 😀

Kode Etik Guru dan Etika Profesi Guru dalam Pendidikan

Tags

, , ,

Teacher helping students in classroom

Belajar Mengenal Kode Etik Guru dan Etika Profesi Guru dalam Pendidikan

Hai sob kita ketemu lagi dalam dunia maya ini hhehe,..hari ini saya ingin membagi informasi tentang kode etik guru dan etika profesi dalam pendidikan, buat kalian yang becita-cita jadi guru, ini adalah artikel yang sangat tepat buat kamu baca. So yu kita baca ini sambil dengerin musik hhe 😀 keep enjoy guys 😀

A. Pengertian Kode Etik

Pasal 28 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dengan jelas menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai pedoman sikao, tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan”. Dalam penjelasan Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa dengan adanya kod etik ini, pegawai negeri sipil sebagai aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan sehari-hari. Dapat disimpulkan bahwa kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan didalam melaksanakan tuga dan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. R. Hermawan S. (1979) menjelakan tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut : a) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi; b) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya; c) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi; d) Untuk meningkatkan mutu profesi; dan e) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

120724_DS_TEACHER.jpg.CROP.rectangle3-large

B. Rumusan Kode Etik Guru 

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku dan mengikat para anggotanya. Penetapan kode etik lazim dilakukan pada suatu kongres organisasi profesi. Dengan demikian penetapan kode etik tidak boleh dilakukan oleh orang secara perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orang-orang yang diutus untuk dan atas nama anggota-anggota profesi dari organisasi tersebut. Dengan demikian, orang-orang yang bukan anggota profesi tidak dapat dikenakan aturan yang ada dalam kode etik tersebut. Bagi guru-guru Indonesia, PGRI merupakan wadah bagi yang mempunyai jabatan profesi guru, sebagai perwujudan aspirasi guru Indonesia dalam mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa. PGRI didirikan di Surakarta pada tanggal 25 November 1945.

Kode etik guru Indonesia berfungsi sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap warga PGRI dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolag serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Kode Etik Guru Indonesia

Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa, dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada Undang-undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut :

  1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
  2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
  3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
  4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.
  5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
  6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
  7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.
  8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
  9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Logo_PGRIReferensi : Ruswandi, dkk. 2010. Pengembangan Kepribadian Guru. Insan Mandiri: Bandung

Ok guys, semoga informasi di atas sangat bermanfaat yaa,..kalo ada yang mau ditanyain silahkan di komentas jangan malu-malu ya hhe 😀 ok guys cukup sekian buat hari ini yaa, see you tomorrow… cheers up guys 😀

Mengenal Hubungan Antara Fisika dengan Bidang Lainnya

Tags

, , ,

1471522Belajar Mengenal Hubungan Antara Fisika dengan Bidang Lainnya

Hai guys,..ketemu lagi ni ama aku hhehe,…hari ini nggak tau kenapa saya ingin ngebahas hubungan fisika dengan bidang lainnya,..perlu diketahui bahwa saya adalah mahasiswa pendidikan fisika hhehe :D. ok berikut artikelnya guys…keep enjoy 😀

Untuk waktu yang lama sains kurang lebih merupakan satu kesatuan yang dikenal sebagai filosofi alam. Baru pada satu atau dua abad yang lalulah perbedaan antara fisika dan kimia dan bahkan sains kehidupan menjadi jelas. Memang, perbedaan menyolok yang kita lihat sekarang antara seni dan sains juga baru berumur beberapa abad. Dengan demikian tidak mengherankan kalau perkembangan fisika telah mempengaruhi dan dipengaruhi bidang-bidang lainnya. Misalnya, catatan Leonardo da Vinci, artis Renaissance yang terkenal, peneliti, dan teknisi, berisi referensi-referensi pertama mengenai gaya yang bekerja dalam sebuah struktur, subjek yang kita namakan fisika; tetapipada saat itu, sepertijuga sekarang, hal tersebut berhubungan erat dengan arsitektur dan bangunan. Karya awal mengenai listrik yang berlanjut dengan penemuan baterai listrik dan arus listrik dibuat oleh seorang fisiologis abad ke-18, Luigi Galvani (1737-1798) M. Ia memperhatikan sentakan kaki katak yang merupakan respon terhadap percikan listrik, kemudian otot-otot tersebut kelihatan tersentak jika bersentuhan dengan dua logam yang tidak sama. Pertama kalinya, fenomena ini dikenal dengan “kelistrikan hewan”, tetapi tidak lama kemudian menjadi jelas bahwa arus listrik itu sendiri bisa ada walaupun hewannya tidak ada. Kemudian, pda tahun 1930 dan 1940-an, sejumlah ilmuwan yang dilatih sebagai fisikawan tertarik untuk menerapkan gagasan-gagasan dan teknik fisika pada masalah-masalah mikrobiologi. Di antaranya, yang paling menonjol adalah Max Delbruck (1906-1981) M dan Erwin Schrodinger (1887-1961) M. Mereka mengharapkan, di antaranya, mempelajari organisme biologi dapat berlanjut degan penemuan hukum-hukum fisika baru yang tak terduga. Sayangnya, harapan ini tidak tercapai; tetapi usaha mereka membantu munculnya bidang yang sekarang kita sebut biologi molekuler, yang telah menghasilkan kemajuan dramatis dalam pemahaman kita mengenai genetika dan struktur makhluk hidup.

P_physics_violet

Anda tidak perlu menjadi seorang ilmuwan peneliti, katakanlah, kedokteran atau biologi molekuler untuk bisa menggunakan fisika dalam pekerjaan anda. Seorang ahli zoologi, misalnya, dapat menyadari bahwa fisika berguna dalam memahami bagaimana anjing pada rumput dan hewan-hewan lainnya dapat hidup di bawah tanah tanpa sesak napas. Seorang terapis fisik dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih efektif jika ia paham akan prinsip pusat gravitasi dan cara kerja gaya-gaya dalam tubuh manusia. Pengetahuan tentang prinsip kerja peralatan optik dan elektronik bisa menolong dalam berbagai bidang. Ilmuwan kehidupan dan arsitek sama-sama akan tertarik dengan hilang dan datangnya panas pada manusia dan rasa nyaman dan tidak nyaman yang dihasilkannya. Arsitek sendiri mungkin tidak harus menghitung, misalnya, dimensi pipa pada sistem pemanas atau gaya-gaya yang terlibat pada suatu struktur tertentu untuk menentukan apakah struktur tersebut akan tetap berdiri. Tetapi asrsitek harus mengetahui prinsip-prinsip dibalik analisa ini agar ia dapat membuat rancangan yang realistis dan agar bisa berkomunikasi secara efektif dengan konsultan teknis dan spesialis lainnya. Dari sudut pandang aestetik atau psikologipun sang arsitek harus menyadari bahwa gaya-gaya yang terlibat pada suatu struktur karena ketidakstabilan, walaupun tidak pasti, dapat membuat orang-orang yang harus berada atau bekerja dalam bangunan tersebut merasa tidak nyaman. Memang, banyak dari ciri khas arsitektur yang kita kagumi selama tiga millenia terakhir ini diperkenalkan bukan dari segi efek dekoratifnya tetapi lebih kepada tujuan praktisnya. Pembuatan lengkungan sebagai cara untuk memperluas ruangan dan pada saat yang sama menopang beban yang berat, dimana kita akan melihat bahwa dekorasi melainkan suatub pengembangan teknologi yang sangat penting.

Cara-cara fisika berhubungan dengan bidang lain sangat penting. Karena banyak hal terapan yang memerlukan analisa fisika.

Ok gusy,…mudah-mudahan informasi ini sangat berguna yaa hhehe :D. So,..mulai dari sekarang stop untuk membenci fisika, karena ternyata fisika sangat berhubungan erat dengan aktivitas kehidupan kita sehari-hari :D. See you later guys….Cheers iup 😀

Mengenal Kronologis Terjadinya Perang Salib dalam Islam

Tags

,

perang-salib3Yu Kita Belajar dan Mengenal Kronologis Terjadinya Perang Salib dalam Islam

Assalamualaikum kkak,…nampaknya saya sudah rindu untuk menuangkan segala ide dan pengetahuan dalam blog ini. Kali ini saya ingin sedikit ngebahas tentang kronologis terjadinya perang salib. Tanpa basa basi yu kita baca artikel ini,..keep enjoy guys 😀

A. Latar Belakang Perang Salib

Perang salib (1096-1291) terjadi sebagai reaksi dunia Kristen di Erofa terhadap dunia Islam di Asia, yang sejak 632 M., dianggap sebagai pihak penyerang, bukan saja di Siria,dan Asia Kecil, tetapi juga di Spanyol dan Sisilia. Disebut perang salib, karena ekspedisi militer Kristen mempergunakan salib sebagai simbol pemersatu untuk menunjukan bahwa peperangan yang mereka lakukan adalah perang suci dan bertujuan untuk membebaskan kota suci Baitulmakdis (Yerusalem) dari tangan orang-orang Islam.

Penyebab langsung terjadinya perang salib adalah permintaan Kaisar Alexius Connenus pada tahun 1095 kepada Paus Urbanus II. Kaisar dari Bizantium meminta bantuan dari Romawi karena daerah-daerah yang tersebar sampai ke pesisir Laut Marmora dibinasakan oleh Bani saljuk. Bahkan, kota Konstatinopel diancamnya pula. Adanya permintaan ini, Paus melihat kemungkinan untuk mempersatukan kembali (gereja Yunani dengan Romawi yang telah terpecah tahun 1009-1054 M).

Penyebab lainnya Perang Salib adalah faktor sosial ekonomi. Para pedagang besar yang berada di pantai timur Laut Tengah, terutama yang berada di kota Venezia, Ganoa, dan Pisa, berambisi untuk menguasai sejumlah kota dagang disepanjang pantai timur dan selatan Laut Tengah untuk memperluas jaringan perdagangan mereka. Untuk itu, mereka rela menanggung sebagian dana Perang Salib dengan maksud menjadikan kawasan itu sebagai pusat perdagangan mereka bila Kristen Erofa memperoleh kemenangan.

Perang Salib bagi orang-orang kristen juga merupakan jaminan untuk masuk surga sebab mati dalam perang salib menurut mereka, adalah mati sebagai pahlawan agama dan langsung masuk surga walaupun mempunyai dosa-dosa pada masa lalunya.

Terjadinya Perang Salib antara kedua belah pihak, Timur-Islam dengan Barat-Kristen disebabkan oleh faktor-faktor utama yaitu agama, politik, dan sosial ekomomi

Faktor Agama. Pihak Kristen merasa tidak bebas menunaikan ibadah ke Baitumakdis, sejak Dinasti Seljuk merebutnya dari Dinasti Fathimiyah tahun 1070 M. Para penguasa Seljuk menetapkan sejumlah peraturan yang dianggap mempersulit mereka yang hendak melaksanakan ibadah ke Baitulmakdis., bahkan mereka yang pulang berziarah sering mengeluh karena mendapat perlakuan jelek dari orang-orang Seljuk yang fanatik. Umat Kristen merasa perlakuan para penguasa Dinasti Seljuk sangat berbeda dengan para penguasa Islam lainnya yang pernah menguasai kawasan itu sebelumnya.

Faktor Politik. Kekalahan Bizantium tahun 1071 M di Manzirkat (Malazkird atau Malsyird, Armenia) dan Asia kecil jatuh ke bawah kekuasaan Seljuk, mendorong Kaisar Alexius I Comnenus (kaisar Constantinopel) meminta bantuan kepada Paus Urbanus II untuk mengembalikan kekuasaannya di daerah-daerah pendudukan Dinasti Seljuk. Sementara itu, kondisi kekuasaan Islam sedang melemah, sehingga orang-orang Kristen di Erofa berani untuk ikut dalam Perang Salib. Dinasti Fathimiyah dalam keadaan limpuh dan kekuasaan Islam di Andalusia semakin goyah dengan dikuasainya Toledo dan Siciliaoleh Kristen Spanyol.

Faktor Sosial Ekonomi. Pedagang-pedagang besar di pantai timur Laut Tengah, terutama yang berada di Kota Venezia , Genoa, dan Pisa berambisi untuk menguasai kota-kota dagang di sepanjang pantai timur dan selatan Laut Tengah sehingga rela menanggung sebagian dana perang Salib.[2]

Pada kenyataannya Perang Salib itu terjadi tidak hanya didorong oleh motivasi keagamaan saja, akan tetapi juga ada beberapa kepentingan yang turut mewarnai dalam Perang Salib tersebut, diantaranya :

1. Perang Salib merupakan puncak dari sejumlah konflik antara negeri barat (kristen) dan negeri timur (Islam) yang mana pada akhir-akhir itu perkembangan dan kemajuan umat Islam sangat pesat, sehingga menimbulkan kecemasan bagi para tokoh barat Kristen dan didorong oleh rasa kecemasan itulah mereka melancarkan serangan terhadap kekuatan Muslim.

2. Munculnya kekuatan Bani Saljuk yang berhasil merebut Asia Kecil dan Baitul Maqdis setelah mengalahkan pasukan Bizantium di Manzikart tahun 1071 M dan Dinasti Fatimiah tahun 1078 M. Kekuatan Dinasti Saljuk di Asia Kecil dan Yerussalem tersebut dianggap sebagai halangan bagi pihak Kristen untuk melaksanakan ibadah ke Baitul Maqdis. Padahal pada saat pemerintahan Bani Saljuk, umat Kristen diberi kebebasan untuk melaksanakan ibadah. Namun dipihak Kristen ada yang menyevarkan fitnah bahwa Turki Saljuk telah melaksanakn kekejaman terhadap kaum Kristen sehingga hal tersebut menimbulkan amarah umat Kristen di Eropa.

3. Pasukan Muslim menjadi penguasa jalur perdagangan di lautan tengah semenjak abad ke-10. Hal tersebut menyebabkan para pedagang Pisa, Vinesia, dan Genoa merasa terganggu sehingga satu-satunya jalan yang ditempuh untuk memperluas perdagangan mereka ialah dengan mendesak kekuatan Muslim dari laut tersebu. Propoganda Alexius Comnesius kepada Paus Urbanus II untuk membalas kekalahannya dalam peperangan melawan pasukan Saljuk. Paus Urbanus II segera meniupkan taufan panatisme keagamaan untuk menyalakan Perang Salib besar sehingga seruannya tersebut disambut oleh ribuan masa Prancis dan Normandia. Hal ini terjadi karena Paus merupakan sumberotoritas tertinggi di Barat yang didengar dan ditaati propogandanya.

Perang Salib adalah gerakan umat Kristen di Eropa yang memerangi umat Muslim. Serangan ke Palestina secara berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-13, dengan tujuan untuk merebut Tanah Suci dari kekuasaan kaum Muslim dan mendirikan gereja dan kerajaan Latin di Timur. Dinamakan Perang Salib, karena setiap orang Eropa yang ikut bertempur dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu, lencana dan panji-panji mereka.

Istilah ini juga digunakan untuk ekspedisi-ekspedisi kecil yang terjadi selama abad ke-16 di wilayah di luar Benua Eropa, biasanya terhadap kaum non-Kristiani untuk alasan campuran; antara agama, ekonomi, dan politik. Skema penomoran tradisional atas Perang Salib memasukkan 9 ekspedisi besar ke Tanah Suci selama Abad ke-11 sampai dengan Abad ke-13. “Perang Salib” lainnya yang tidak bernomor berlanjut hingga Abad ke-16 dan berakhir ketika iklim politik dan agama di Eropa berubah secara signifikan selama masa Renaissance. Perang Salib pada hakikatnya bukan perang agama, melainkan perang merebut kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa tentara Salib dan tentara Muslim saling bertukar ilmu pengetahuan.

Perang Salib berpengaruh sangat luas terhadap aspek-aspek politik, ekonomi dan sosial, yang mana beberapa bahkan masih berpengaruh sampai masa kini. Karena konfilk internal antara kerajaan-kerajaan Kristen dan kekuatan-kekuatan politik, beberapa ekspedisi Perang Salib (seperti Perang Salib Keempat) bergeser dari tujuan semulanya dan berakhir dengan dijarahnya kota-kota Kristen, termasuk ibukota Byzantium, Konstantinopel kota yang paling maju dan kaya di benua Eropa saat itu. Perang Salib Keenam adalah perang salib pertama yang bertolak tanpa restu resmi dari gereja Katolik, dan menjadi contoh preseden yang memperbolehkan penguasa lain untuk secara individu menyerukan perang salib dalam ekspedisi berikutnya ke Tanah Suci. Konflik internal antara kerajaan-kerajaan Muslim dan kekuatan-kekuatan politik pun mengakibatkan persekutuan antara satu faksi melawan faksi lainnya seperti persekutuan antara kekuatan Tentara Salib dengan Kesultanan Rum yang Muslim dalam Perang Salib Kelima

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perang salib, antara lain :

1. Faktor Situasi di Eropa

 Asal mula ide perang salib adalah perkembangan yang terjadi di Eropa Barat sebelumnya pada Abad Pertengahan, selain itu juga menurunnya pengaruh Kekaisaran Byzantium di timur yang disebabkan oleh gelombang baru serangan Muslim Turki. Pecahnya Kekaisaran Carolingian pada akhir Abad Ke-9, dikombinasikan dengan stabilnya perbatasan Eropa sesudah peng-Kristen-an bangsa-bangsa Viking, Slavia, dan Magyar, telah membuat kelas petarung bersenjata yang energinya digunakan secara salah untuk bertengkar  satu sama lain dan meneror penduduk setempat. Gereja berusaha untuk menekan kekerasan yang terjadi melalui gerakan-gerakan Pax Dei dan Treuga Dei. Usaha ini dinilai berhasil, akan tetapi para ksatria yang berpengalaman selalu mencari tempat untuk menyalurkan kekuatan mereka dan kesempatan untuk memperluas daerah kekuasaan pun menjadi semakin tidak menarik. Pengecualiannya adalah saat terjadi Reconquista di Spanyol dan Portugal, dimana pada saat itu ksatria-ksatria dari Iberia dan pasukan lain dari beberapa tempat di Eropa bertempur melawan pasukan Moor Islam.

Perang Salib adalah sebuah gambaran dari dorongan keagamaan yang intens yang merebak pada akhir abad ke-11 di masyarakat. Seorang tentara Salib, sesudah memberikan sumpah sucinya, akan menerima sebuah salib dari Paus atau wakilnya dan sejak saat itu akan dianggap sebagai “tentara gereja. Selanjutnya, “Penebusan Dosa” adalah faktor penentu dalam hal ini. Ini menjadi dorongan bagi setiap orang yang merasa pernah berdosa untuk mencari cara menghindar dari kutukan abadi di Neraka. Persoalan ini diperdebatkan dengan hangat oleh para tentara salib tentang apa sebenarnya arti dari “penebusan dosa” itu. Kebanyakan mereka percaya bahwa dengan merebut Yerusalem kembali, mereka akan dijamin masuk surga pada saat mereka meninggal dunia.

2. Faktor Situasi di Timur Tengah

Keberadaan Muslim di Tanah Suci harus dilihat sejak penaklukan bangsa Arab terhadap Palestina dari tangan Kekaisaran Bizantium pada abad ke-7. Hal ini sebenarnya tidak terlalu memengaruhi penziarahan ke tempat-tempat suci kaum Kristiani atau keamanan dari biara-biara dan masyarakat Kristen di Tanah Suci Kristen ini. Sementara itu, bangsa-bangsa di Eropa Barat tidak terlalu perduli atas dikuasainya Yerusalemyang berada jauh di Timur sampai ketika mereka sendiri mulai menghadapi invasi dari orang-orang Islam dan bangsa-bangsa non-Kristen lainnya seperti bangsa Viking dan Magyar. Akan tetapi, kekuatan bersenjata kaum Muslim Turki Saljuk yang berhasil memberikan tekanan yang kuat kepada kekuasaan Kekaisaran Byzantium yang beragama Kristen Ortodoks Timur.

Titik balik lain yang berpengaruh terhadap pandangan Barat kepada Timur adalah ketika pada tahun 1009, kalifah Bani Fatimiyah, Al-Hakim bi-Amr Allah memerintahkan penghancuran Gereja Makam Kudus (Church of the Holy Sepulchre). Penerusnya memperbolehkan Kekaisaran Byzantium untuk membangun gereja itu kembali dan memperbolehkan para peziarah untuk berziarah di tempat itu lagi. Akan tetapi, banyak laporan yang beredar di Barat tentang kekejaman kaum Muslim terhadap para peziarah Kristen. Laporan yang didapat dari para peziarah yang pulang ini kemudian memainkan peranan penting dalam perkembangan Perang Salib pada akhir abad itu.

3. Faktor Sejarah

Peristiwa (awal) penting terkait dengan perang salib, adalah ekspansi yang dilakukan oleh Alp Arselan yaitu peristiwa Manzikart tahun 1071 M (464 H). Tentara Alp Arselan yang berkkuatan 15.000 prajurit berhasil mengalahkan tentara berjumlah 200.000 orang; yang terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Perancis dan Armenia. Peristiwa inilah yang  menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang kristen terhadap umat Islam.

4. Faktor Agama

Berbagai literatur umumnya menuliskan bahwa faktor utama dari sisi agama ialah sejak Dinasti Seljuk merebut Baitul Maqdis dari Dinasti Fathimiyah. Ketika itu umat Kristen merasa tidak lagi bebas untuk menunaikan ibadah ke sana. Mereka yang pulang dari ziarah sering mendapat perlakuan jelek dari orang-orang Seljuk . Selain itu khalifah Abdul Hakim menaikkan pajak ziarah bagi orang-orang Kristen Eropa. Hal ini memicu kemarahan Paus Urbanus II yang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan perampokan dan sebuah kewajiban untuk merebut kembali Baitul Maqdis . Selain itu, Paus juga menjanjikan kejayaan, kesejahteraan, emas, dan tanah di Palestina, serta surga bagi para ksatria yang mau berperang.

Namun, perang salib tidak terlepas dari penyebaran agama Islam ke berbagai daerah yang menjadi kota-kota penting dan tempat suci umat Kristen. Seperti halnya beberapa kawasan Iran dan Syria (632), penaklukan Syria, Mesopotamia dan Palestina (636), Mesir (637), penaklukan Cyprus dan Afrika Utara (645), peperangan melawan Byzantium (646) kemudian terjadi peperangan di laut melawan Byzantium (647) hingga musnahnya kerajaan Parsi pada tahun yang sama. Tidak hanya sampai disitu, penyebaran Islam juga mengharuskan serangan atas Konstatinopel (677) kemudian terjadi kembali pada 716, penaklukan Spanyol, Sind dan Transoksian (711) hingga serangan atas bagian selatan Perancis (792). Serta berbagai peristiwa penaklukan lainnya dalam melakukan ekspansi serta dakwah Islam.

5. Faktor Politik

Pada sinode di Clermont Perancis, Paus Urbanus II (1088-1099) memulai inisiatif mempersatukan dunia Kristen (yang saat itu terbelah antara Romawi Barat di Roma dan Romawi Timur atau Byzantium di Konstantinopel). Kebetulan saat itu raja Byzantium sedang merasa terancam oleh ekspansi kekuasaan Saljuk, yakni orang-orang Turki yang sudah memeluk Islam. Ketika terasa cukup sulit untuk mempersatukan para pemimpin dunia Kristen dengan ego dan ambisinya masing-masing, maka dicarilah suatu musuh bersama. Dan musuh itu ditemukan yaitu ummat Islam. Sasaran jangka pendeknya pun didefinisikan: pembebasan tempat-tempat suci Kristen di bumi Islam, termasuk Baitul Maqdis. Adapun sasaran jangka panjangnya adalah melumat ummat Islam.

Sementara itu, umat Islam justru terpecah tidak hanya secara “pandangan” terhadap agama, namun juga hingga politik. Mereka yang bersebarangan tidak dapat bersatu padu dalam melawan Kristen. Hingga akhirnya Sholahudin al-Ayubi datang dan menyatukan kembali.

6. Faktor Sosial Ekonomi

Stratifikasi sosial masyarakat Eropa ketika itu terdiri atas kaum gereja, bangsawan serta ksatria dan rakyat jelata. Mayoritas dari mereka adalah rakyat hjelata yang harus tunduk pada tuan tanah, terbebani pajak dan kewajiban lainnya. Gereja memobilisir mereka untuk turut serta dalam perang salib dengan janji akan diberi kebebasan dan kesejahteraan yang lebih baik bila dapat memenangkan peperangan.

Masyarakat Eropa memberlakukan dikriminasi terhadap rakyat jelata. Di Eropa ketetapan hukum waris, bahwa hanya anak tertua yang berhak menerima waris. Jika anak tertua meninggal, maka harta waris harus diserahkan kepada gereja. Hal ini menyebabkan anak miskin meningkat; kemudian diarahkan untuk turut berperang.

Sementara, meluasnya daerah kekuasaan Islam berdampak pada beragam pola pemahaman, budaya dan cara beragama. Sehingga nilai-nilai Islam sebagai rahmatan lil alamin belum dapat meresapi seluruh daerah kekuasaan Islam. Tidak sedikit perlakuan buruk yang dilakukan oleh kaum muslim terhadap orang-orang kristen; utamanya mereka yang hendak berziarah ke Baitul Maqdis. Namun, dengan meluasnya daerah kekuasaan, perekonomian muslim di timur tengah mengalami kemajuan yang pesat.

7. Faktor penyebab Langsung peperangan

Penyebab langsung dari Perang Salib Pertama adalah permohonan Kaisar Alexius I kepada Paus Urbanus II untuk menolong Kekaisaran Byzantium dan menahan laju invasi tentara Muslim ke dalam wilayah kekaisaran tersebut. Hal ini dilakukan karena sebelumnya pada tahun 1071, Kekaisaran Byzantium telah dikalahkan oleh pasukan Seljuk yang dipimpin oleh Sulthan Alp Arselan di Pertempuran Manzikert, yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 40.000 orang, terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, al-Akraj, al-Hajr, Perancis dan Armenia. Dan kekalahan ini berujung kepada dikuasainya hampir seluruh wilayah Asia Kecil (Turki modern). Meskipun Pertentangan Timur-Barat sedang berlangsung antara gereja Katolik Barat dengan gereja Ortodoks Timur, Alexius I mengharapkan respon yang positif atas permohonannya. Bagaimanapun, respon yang didapat amat besar dan hanya sedikit bermanfaat bagi Alexius I. Paus menyeru bagi kekuatan invasi yang besar bukan saja untuk mempertahankan Kekaisaran Byzantium, akan tetapi untuk merebut kembali Yerusalem, setelah Dinasti Seljuk dapat merebut Baitul Maqdis pada tahun 1078 dari kekuasaan dinasti Fatimiyah yang berkedudukan di Mesir. Umat Kristen merasa tidak lagi bebas beribadah sejak Dinasti Seljuk menguasai Baitul Maqdis.

Ketika Perang Salib Pertama didengungkan pada 27 November 1095, para pangeran Kristen dari Iberia sedang bertempur untuk keluar dari pegunungan Galicia dan Asturia, wilayah Basque dan Navarre, dengan tingkat keberhasilan yang tinggi, selama seratus tahun. Kejatuhan bangsa Moor Toledo kepada Kerajaan León pada tahun 1085 adalah kemenangan yang besar. Ketidakbersatuan penguasa-penguasa Muslim merupakan faktor yang penting dan kaum Kristen yang meninggalkan para wanitanya di garis belakang amat sulit untuk dikalahkan. Mereka tidak mengenal hal lain selain bertempur. Mereka tidak memiliki taman-taman atau perpustakaan untuk dipertahankan. Para ksatria Kristen ini merasa bahwa mereka bertempur di lingkungan asing yang dipenuhi oleh orang kafir sehingga mereka dapat berbuat dan merusak sekehendak hatinya. Seluruh faktor ini kemudian akan dimainkan kembali di lapangan pertempuran di Timur. Ahli sejarah Spanyol melihat bahwa Reconquista adalah kekuatan besar dari karakter Castilia, dengan perasaan bahwa kebaikan yang tertinggi adalah mati dalam pertempuran mempertahankan ke-Kristen-an suatu Negara.

B. Peristiwa Terjadinya Perang Salib

Ekspedisi militer tentara Salib yang pertama tiba di pantai Levant tahun 1096 dan menduduki Yerusalem dan beberapa daerah-daerah sekitar. Perang salib I ini berlangsung 3 tahun lamanya (1096-1099). Pada musim semi tahun 1095 M, 150.000 orang Eropa berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar. tanggal 18 Juni 1097 mereka berhasil menakhlukan Nicea dan tahun 1098 M menguasai Raha (Endessa). Setelah kaum Salib yang dipimpin oleh para Rahib yang tidak tahu strategi perang itu musnah sama sekali, muncullah pasukan Salib yang dipimpin oleh anak-anak Raja Godfrey dari Lorraine Perancis, Bohemund dari Normandy dan Raymond dari Toulouse. Mereka berkumpul di Konstantinopel dengan kekuatan 150,000 askar, kemudian menyeberang selat Bosfur dan melanggar wliayah Islam bagaikan air bah. Pasukan kaum Muslimin yang hanya berkekuatan 50,000 orang bertahan mati-matian di bawah pimpinan Sultan Kalij Arselan. Satu persatu kota dan Benteng kaum Muslimin jatuh ke tangan kaum Salib, memaksa Kalij Arselan berundur dari satu benteng ke benteng yang lain sambil menyusun kekuatan dan taktik baru. Bala bantuan kaum Salib datang mencurah-curah dari negara-negara Eropah. Sedangkan Kalij Arselan tidak dapat mengharapkan bantuan dari wilayah-wilayah Islam yang lain, kerana mereka sibuk dengan kemelut dalaman masing-masing.

Setelah berlaku pertempuran sekian lama, akhirnya kaum Salib dapat mara dan mengepung Baitul Maqdis, tapi penduduk kota Suci itu tidak mahu menyerah kalah begitu saja. Mereka telah berjuang dengan jiwa raga mempertahankan kota Suci itu selama satu bulan. Akhirnya pada 15 Julai 1099, Baitul Maqdis jatuh ke tangan pasukan Salib, tercapailah cita-cita mereka.

Berlakulah keganasan luar biasa yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Kaum kafir Kristian itu telah menyembelih penduduk awam Islam lelaki, perempuan dan kanak-kanak dengan sangat ganasnya. Mereka juga membantai orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristian yang enggan bergabung dengan kaum Salib. Keganasan kaum Salib Kristian yang sangat melampau itu telah dikutuk dan diperkatakan oleh para saksi dan penulis sejarah yang terdiri dari berbagai agama dan bangsa.

Seorang ahli sejarah Perancis, Michaud berkata: “Pada saat penaklukan Jerussalem oleh orang Kristian tahun 1099, orang-orang Islam dibantai di jalan-jalan dan di rumah-rumah. Jerussalem tidak punya tempat lagi bagi orang-orang yang kalah itu. Beberapa orang cuba mengelak dari kematian dengan cara menghendap-hendap dari benteng, yang lain berkerumun di istana dan berbagai menara untuk mencari perlindungan terutama di masjid-masjid. Namun mereka tetap tidak dapat menyembunyikan diri dari pengejaran orang-orang Kristian itu.

Tentera Salib yang menjadi tuan di Masjid Umar, di mana orang-orang Islam cuba mempertahankan diri selama beberapa lama menambahkan lagi adegan-adegan yang mengerikan yang menodai penaklukan Titus. Tentera infanteri dan kaveleri lari tunggang langgang di antara para buruan. Di tengah huru-hara yang mengerikan itu yang terdengar hanya rintihan dan jeritan kematian. Orang-orang yang menang itu memijak-mijak tumpukan mayat ketika mereka lari mengejar orang yang cuba menyelamatkan diri dengan sia-sia.

Raymond d’Agiles, yang menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri mengatakan: “Di bawah serambi masjid yang melengkung itu, genangan darah dalamnya mencecah lutut dan mencapai tali kekang kuda.”

Aksi pembantaian hanya berhenti beberapa saat saja, yakni ketika pasukan Salib itu berkumpul untuk menyatakan kesyukuran di atas kemenangan mereka. Tapi sebaik saja upacara itu selesai, pembantaian diteruskan dengan lebih ganas lagi.

Seterusnya Michaud berkata: “Semua yang tertangkap yang disisakan dari pembantaian pertama, semua yang telah diselamatkan untuk mendapatkan upeti, dibantai dengan kejam. Orang-orang Islam itu dipaksa terjun dari puncak menara dan bumbung-bumbung rumah, mereka dibakar hidup -hidup , diheret dari tempat persembunyian bawah tanah, diheret ke hadapan umum dan dikurbankan di tiang gantungan.

Air mata wanita, tangisan kanak-kanak, begitu juga pemandangan dari tempat Yesus Kristus memberikan ampun kepada para algojonya, sama sekali tidak dapat meredhakan nafsu membunuh orang-orang yang menang itu. Penyembelihan itu berlangsung selama seminggu. Beberapa orang yang berhasil melarikan diri, dimusnahkan atau dikurangkan bilangannya dengan perhambaan atau kerja paksa yang mengerikan.”

Gustav Le Bon telah mensifatkan penyembelihan kaum Salib Kristian sebagaimana kata-katanya: “Kaum Salib kita yang “bertakwa” itu tidak memadai dengan melakukan berbagai bentuk kezaliman, kerosakan dan penganiayaan, mereka kemudian mengadakan suatu mesyuarat yang memutuskan supaya dibunuh saja semua penduduk

Baitul Maqdis yang terdiri dari kaum Muslimin dan bangsa Yahudi serta orang-orang Kristian yang tidak memberikan pertolongan kepada mereka yang jumlah mencapai 60,000 orang. Orang-orang itu telah dibunuh semua dalam masa 8 hari saja termasuk perempuan, kanak-kanak dan orang tua, tidak seorang pun yang terkecuali.

Ahli sejarah Kristian yang lain, Mill, mengatakan: “Ketika itu diputuskan bahawa rasa kasihan tidak boleh diperlihatkan terhadap kaum Muslimin. Orang-orang yang kalah itu diheret ke tempat-tempat umum dan dibunuh. Semua kaum wanita yang sedang menyusu, anak-anak gadis dan anak-anak lelaki dibantai dengan kejam. Tanah padang, jalan-jalan, bahkan tempat-tempat yang tidak berpenghuni di Jerusssalem ditaburi oleh mayat-mayat wanita dan lelaki, dan tubuh kanak-kanak yang koyak-koyak. Tidak ada hati yang lebur dalam keharuan atau yang tergerak untuk berbuat kebajikan melihat peristiwa mengerikan itu. Mereka mendirikan kerajaan Latin I dengan Baldawin sebagai raja. Pada tahun yang sama, mereka dapat menguasai Antiochea dan mendirikan Latin II di Timur. Bohemond dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Baitul Maqdis (15 Juli 1099 M) dan mendirikan kerajaan Latin III dengan rajanya, Godfrey. Mereka menguasai kota Akka (1104 M), Tripoli (1109), dan kota Tyre (1124). Di Tripoli mereka mendirikan kerajaan Latin IV, Rajanya adalah Raymond. Tahun 1144 salah satu daerah yang diduduki oleh tentara salib yakni Edessa direbut kembali oleh penguasa Islam yakni Atabeg dari Mosul. Perebutan ini menjadi alasan bagi pecahnya perang salib yang kedua 3 tahun kemudian yakni tahun 1147. Imaduddin Zanki, penguasa Moshul, dan Irak, berhasil menakhlukkan kembali Aleppo, Hamimah dan Edessa pada tahun 1144 M. Ia wafat tahun 1146 M. Tugasnya dilanjutkan oleh putranya, Nuruddin Zanki. Ia berhasil merebut kembali Antiochea pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151 M seluruh Edessa dapat direbut kembali. Kerajaan Edessa ini menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan Perang salib kedua. Paus Eugenius III menyerukan perang suci yang disambut positif oleh raja Prancis Louis VII dan raja Jerman Condrad II. Keduanya memimpin pasukan Salin untuk merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi gerak maju mereka dihambat oleh Nuruddin Zanki. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louis VII dan Condrad II sendiri melarikan diri pulang ke negerinya.

Nuruddin wafat tahun 1174 M. Pimpinan perang kemudian dipegang oleh Salahuddin al-Ayyubi yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah di Mesir tahun 1175 M. Hasil peperangan Salahuddin yang terbesar adalah merebut kembali Yerussalem yang berlangsung selama 88 tahun berakhir.

Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum Muslimin sangat memukul perasaan tentara salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Kali ini tentara salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa, raja Jerman, Ricard The Lion Hart, saja Inggris

Perebutan kembali Yerusalem oleh Sultan Saladdin dilihat oleh penguasa kristen barat sebagai malapetaka yang harus dijawab dengan perang salib berikutnya (PS III).

Tentara salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman, Frederick II. Dia adalah Kaisar Romawi suci dari barat dan penguasa Sisilia dan Jerman. Dia menguasai sembilan bahasa, dipenuhi dengan pemikiran yang menyengangkan. Pada dialah seluruh harapan Eropa dipusatkan.

Merskipun mendapat tantangan berat dari Salahuddin, namun mereka berhasil merebut Akka yang kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin. Akan tetapi, mereka tidak berhasil memasuki Palestina. Pada tanggal 2 Nopember 1192 M, dibuat perjanjian antara tentara salib dengan Salahuddin yang disebut dengan Shulh al-Ramlah. Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa orang-orang Kristen yang pergi berziarah ke Baitul Maqdis tidak akan diganggu. Tentara salib mengalami kekalahan pada perang salib kedua. Tampilnya pemimpin kharismatik Islam sultan Salahuddin al-Ayyubi (sultan Saladin) yang berhasil mempersatukan Mesir dan Syria dibawah kekuasaannya berhasil pula memukul telak tentara salib dan merebut kembali kota suci Yerusalem pada tahun 1187. Kali ini mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina, dengan harapan dapat bantuan orang-orang Kristen Qibthi. Pada tahun 1219 M, mereka berhasil menduduki Dimyat.

Raja Mesir dari dinasti Ayyubiyah waktu ini, al-malik al-Kamil, membuat perjanjian dengan Frederick menjamin keamanan kaum Muslimin di sana dan Frederick. Isinya antara lain Frederick bersedia melepaskan Palesitina, Frederick menjamin keamanan kaum Muslimin di sana dan Frederick tidak mengirim bantuan kepada Kristen di Syria dan Philip Augustus, raja Prancis. Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M. Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin tahun 1247 M, di masa pemerintahan Al-Malik Al-Shalih, penguasa Mesir selanjutnya. Ketika Mesir dikuasai oleh dinasti Mamalik—yang menggantikan posisi dinasti Ayyubiyah—pimpinan perang dipengang oleh Baybars dan Qalawun. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin, tahun 1291 M. Perang salib ke-3 tidak membuahkan kemajuan yang berarti sehingga pada akhirnya penguasa barat mengalihkan perhatian mereka ke Konstantinopel.

Perang salib yang ke-4 dalam rangka merebut kembali Konstantinopel yang diduduki oleh penguasa Turki Seljuk. Peperangan yang brutal diakhiri dengan penguasaan tentara salib atas Konstantinopel tahun 1204. Sementara itupun upaya untuk mengambil alih Yerusalem tetap dilaksanakan setelah masa Sultan Saladin, tentara Salib pernah menduduki Yerusalem namun sangat singkat dan pada akhirnya Yerusalem kembali jatuh ditangan penguasa Islam. Ketiga phase perang salib yang terakhir mencatat kekalahan dipihak tentara-tentara Kristen barat. Berakhirnya perang salib ditandai dengan keberhasilan penguasa Mamluk mengambil alih sisa-sisa daerah-daerah yang masih diduduki oleh tentara salib. Secara garis besar perang salib yang berlangsung 3 abad lamanya telah mencatat kegagalan dipihak barat melawan kekuatan Islam.

C. Dampak Perang Salib untuk Dunia Islam dan Barat

Pihak islam pada akhirnya dapat memenangkan perang salib yang sangat melelahkan, berlangsung tahun 1096-1291 M. Walaupun menang, umat islam mengalami kerugian yang luar biasa karena peperangan itu terjadi di kawasan dunia islam ( Turki, Palestina,dan mesir). Sebaliknya bagi  kristen,  mengalami kekalahan dalam perang salib, namun mendapatkan hikmah yang tidak ternilai harganya karena mereka dapat berkenalan dengan kebudayaan dan peradaban islam yang sudah maju. Peradaban dan Kebudayaan yang mereka peroleh dari  Timur-Islam menyebabkan lahirnya Renaissans di Barat.

1. Dampak Untuk Dunia Barat

Meskipun pihak kristen Eropa mengalami kekalahan dalam perang salib, namun mereka telah mendapatkan hikmah dan nilai-nilai positif  dari kejadian ini dengan harga yang tidak ternilai, bahkan dengan keadaan inilah cara berpikir  dan corak pandang orang eropa menjadi maju, karena mereka dapat berkenalan langsung dengan dengan kebudayaan islam dan kebudayaan-kebudayaan yang sudah maju yang telah dimilikioleh umat islam itu sendiri.  Sebagai contoh diceritakan dalam buku ensikopedia islam dalam kebudayaan dibidang militer. Di dunia barat belum begitu mengenal persenjataan dan berbagai teknis peperangan, seperti:

  (a) penggunaan bahan peledak, (b) penembakan peluru, (c) pertarungan senjata sambil menunggang kuda, (d) teknis pengiriman informasi melalui burung merpati dalam hal kepentingan militer, dan (e) penggunaan alat-alat rebana dalam pemberian support atau dukungan kepada para pejuang militer di medan perang.

Dalam bidang perindustrian mereka banyakmenemukankain tenun sekaligus peralatan di dunia Timur. Untuk itu mereka mengimpor beberapa jenis kain ke Barat. Mereka juga menemukan berbagai  jenis parfum, kemenyan, dan getah arab yang dapat mengharumkan ruangan.

Kontak perdagangan antara Timur dan Barat semakin pesat dimana kota-kota dgang seperti Venezia, gena, dan pisa di italia berkembang dan memperoleh banyak ekuntungan dalam perdagangannya dengan timur. Hal inipula yang menyebabkan mereka menggunakan mata uang sebagai alat tukar barang, sebelumnya mereka menggunakan sistem barter.

Bangsa barat mulai sadar terhadap kemajuan yang dicapai bangsa timur terutama dalam bidang pengetahuan, sehingga mereka berdatangan ke Timur untuk menggali ilmu pengetahuan dari  Bangsa Arab. Mereka menyalin ke dalam bahasa yunani. Upaya tersebut dilanjutkan dengan membangun Universitas di Paris untuk mempelajari Bahasa Timur pada abad XII M. Begitupula, mendorong mereka dalam memajukan ilmu Bumi.

Dalam ilmu astronomi yang dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad ke-9 telah memberikan pengaruh dalam observasi di dunia barat. Selain itu, mereka juga telah meniru model rumah sakit dan tempat-tempat pemandian yang berada di kota islam.

Di sisi lain, hasil perang salib bagi orang barat adalah menemukan kompas. Orang islamlah yang telah lama menggunakan kompas untuk keprluan pelayaran di  Teluk Persia dalam rangka perdagangan. Begitupula ilmu astranomi yang telah dikembangkan islam sejak abad kesembilan m, telah mempengaruhi lahirnya berbagai observatorium di Barat.

Disisi lain pengaruh perang salib terhadap umat kristen, meskipun mereka tidak mendapatkan misi-misi untuk menguasai baitu maqdis di Palestina, namun mereka juga memperoleh kegemilangan dari  segi internal mereka, diantarnya perang salib membuat Eropa bersatu.

2. Dampak Untuk Dunia Islam

Pengaruh perang salib untuk dunia islam adalah lebih mamantapkan dan mengokohkan nilai-nilai kesatuan dan persatuan umat dalam membela eksistensi agama. Pengaruhnya yang lain adalah memperkenalkan dunia islam yang mempunyai kebudayaan tinggi kepada dunia barat.

Perang salib sekalipun dimenangkan oleh pihak islam, tetapi jika dilihat dari perspektif peradaban (civilization) islam sangat dirugikan dan sebaliknya barat sekalipun kalah tetapi banyak belajar dan berhasil membangun peradaban yang lebih maju setelah melihat dasardasar sains dari peradab islam. Sebab, tanpa transformasi perang salib ini,  barat tidak bisa berdiri tegak seperti sekarang.

Dengan adanya kejadian tersebut, mengingatkan kepada umat islam untuk tetap mewaspadai segala gerak, tindakan dalam berbagai bentuk yang akan mengadu domba mengancurkan ukuwah islamiyah, dengan melihat kebelakang. Membuka sejarah serta mengambil pelajaran dari perang salib.

Perang salib atas dunia islam adalah mengingatkan kepada umat islam untuk bersatu padu, menyatukamn langkah dan gerak yang di jiwai oleh ruh islam, untuk tetapkonsisten terhadap ajaran agama islam yang universal.

Daftar Pustaka

http://fokammsi.wordpress.com/2008/04/23/perang-salib-dan-wajah-peradaban-barat/.Diakses pada hari Jumat, 13 Februari 2014

Harun, Yahya. 1987. Perang Salib dan Pengaruh Islam di Eropa. Yogyakarta :  Bina Usaha.

httpsmuhlis.files.wordpress.com200708perang-salib-dalam-lintasan-sejarah.pdf. diakses pada hari Sabtu, 14 Februari 2014, pukul 17.55

Suntiah, Ratu. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Interest Media.

Dedi Supiyadi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.

A.Syalabi, 2000, Sejarah dan Kebudayaan Islam III. Jakarta: Al-Husna Zikra

Amin, Husain Ahmad. 2000. Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya

Kisah 85 Kekasih Allah (Kisah Pejuang Islam) Jilid 3, Darul Nu’man, oleh Tuan Hj Ahmad Muhd Abd Ghaffar.

Amer,  Ali diterjemahkan oleh H.B Yassin. 1978. Api Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Aziz, Abdul  sulaiman Nawwar, Mahmud Muhammad Jamaludin. 1999. التاريخ اللآوربى الحديت. Beirut : داؤالفكر العربى.

Dewan Redaksi Ensikopedia Islam. Ensikopedia. 1994. Jakarta Ichtiar baru Van Hoeve.

Enskopedia Nasional, Cet 1. 1990. Jakarta : Cipta adi Pustaka.

Gufron A. Mas’adi, Cet IV. 2000. Sejarah Islam, Tarikh Pra Modern. Jakarta : Grafindo Persada.

HadiFauzan.Blogspot.in/2013/04/perang-salib-dan-dampknya-bagi-dunia.html?m=1. Diakses pada 12 Februari 2015 pukul 21.08 WIB.

Ali . 2003. Sejarah Islam Modern. Jakarta : Raja Grafindo persada.

Youchenkymayeli.blogspot.in/2013/12/perang-salib-berlangsung-selama-2-abad.html?m=1, Diakses 12 Februari 2015, jam 20.45 WIB.

Dedi Supiyadi.Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia.2008,hal. 71

Ratu Suntiah,M.Ag, Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Interest Media. 2014.hal, 150

httpsmuhlis.files.wordpress.com200708perang-salib-dalam-lintasan-sejarah.pdf. diakses pada hari Sabtu, 14 Februari 2014, pukul 17.55

M. Yahya Harun, Perang Salib dan Pengaruh Islam di Eropa. Yogyakarta :  Bina Usaha, 1987. Hal 4

http://fokammsi.wordpress.com/2008/04/23/perang-salib-dan-wajah-peradaban-barat/.Diakses pada hari Jumat, 13 Februari 2014

Kisah 85 Kekasih Allah (Kisah Pejuang Islam) Jilid 3, Darul Nu’man, oleh Tuan Hj Ahmad Muhd Abd Ghaffar.

 A.Syalabi, 2000, Sejarah dan Kebudayaan Islam III. Jakarta: Al-Husna Zikra

Amin, Husain Ahmad. Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya.2000.hal.

 Ratu Suntiah dan Maslani, 2014, Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Interes Media, hlm.154.

 Ensikopedia, ed. Dewan ensikopedia redaksi Ensikopedia Islam. 1994. Jakarta Ichtiar baru Van Hoeve, h.243.

 Enskopedia Nasional, Cet 1. 1990. Jakarta : Cipta adi Pustaka, h. 394.

Ali, Amer diterjemahkan oleh H.B Yassin. 1978. Api Islam. Jakarta: Bulan Bintang,h. 370

 K. Ali . 2003. Sejarah Islam Modern. Jakarta : Raja Grafindo persada, h. 144

 Gufron A. Mas’adi, Cet IV. 2000. Sejarah Islam, Tarikh Pra Modern. Jakarta : Grafindo Persada, h .288

Abdul Aziz sulaiman Nawwar, Mahmud Muhammad Jamaludin. 1999. التاريخ اللآوربى الحديت. Beirut : داؤالفكر العربى, hal. 275.

 Youchenkymayeli.blogspot.in/2013/12/perang-salib-berlangsung-selama-2-abad.html?m=1, Diakses 12 Februari 2015, jam 20.45 WIB.

 HadiFauzan.Blogspot.in/2013/04/perang-salib-dan-dampknya-bagi-dunia.html?m=1. Diakses pada 12 Februari 2015 pukul 21.08 WIB.

Nah guys, berikut informasi mengenai perang salib, setelah kita mengetahui apa yang terjadi mari kita ambil hikmahnya dari beberapa peristiwa agar kita selalu dekat dengan-Nya…ok guys mungkin itu aja yang bisa saya bagikan buat kamu, semoga bermanfaat yaa…sampai jumpa lagi. Cheers up guys 😀

Mengenal Bagian-bagian Konvensi Naskah Karya Ilmiah

Tags

, ,

  Konvesi Naskah

Yuk Kita Belajar Mengenal Bagian-bagian Konvensi Naskah Karya Ilmiah

Assalamulaiakum,…kumaha damang ? Ok, disini saya akan mengenalkan bagian-bagian dari konvensi naskah mulai dari pembukaan, isi, dan penutup. Namun sebelumnya, apa itu konvensi naskah ?

Konvensi naskah ialah naskah yang difokuskan pada pembuatan karya ilmiah terutama skripsi yang merupakan tugas akhir studi mahasiswa. Adapun pembahasannya meliputi bagian pelengkap pendahuluan, bagian isi, dan bagian pelengkap penutup. Untuk lebih jelasnya kita bahas satu persatu.

A. Bagian Pendahuluan

Bagian pendahuuan ini hanya sekedar berisi tetang informasi bagi pembaca sebelum membaca isi karangan. Selain itu, bagian pendahuluan untuk mempermudah dan menarik pembaca. Bagian Pendahuluan bisa dinomori dengan angka Romawi.

1. Halaman Judul/Jilid

Judul selalu ditempatkan di bagian tengah atas, ditulis dengan huruf kapital semuanya. Jarak pinggir atas dengan judul kira-kira 5 cm, dengan pias kiri 4 cm, dan kanan 2,5 cm. Apabila judul itu panjang tidak masuk satus baris, maka baris yang paling atas harus lebih panjang daripada baris kedua, baris kedua harus lebih panjang daripada baris ketiga, begitu seterusnya. Sehingga akan terlihat seperti piramid terbalik.

2. Halaman Pengesahan

Halaman pengesahan ini terutama untuk karya-karya ilmiah yang biasa diujikan atau dipertahankan di depan penguji, seperti skripsi, tesis, dan disertasi. Maksudnya menginformasikan kepada para panitia ujian akhir, bahwa karya ilmiah ini telah memenuhi syarat dan disetujui oleh pembingbing untuk dipertahankan atau dipertanggung jawabkan di depan para penguji.

3. Halaman Persembahan

Persembahan ini biasanya ditujukan kepada seseorang yang dicintai, baik itu kekasih/ pacar atau kedua orangtua dan sanak saudara. Persembahan ini tidak aa yang sampai satu halaman, tetapi hanya beberapa kata atau kalimat. Selain kata-kata persembahan ada juga kadang-kadang kata-kata mutiara baik itu diambil dari al-Quran, Hadits, ucapan para tokoh, maupun ciptaan sendiri.

4. Kata Pengantar

Kata pengantar itu ialah mengantarkan karya kita kepada pembaca. Sama halnya dengan seseorang mengantarkan sesuatu kepada orang lai disertai cara-cara penggunaannya dan keguanaannya. Dengan demikian, pembaca akan mengerti tujuan pembuatan karya tulis itu.

Kata pengantar bisa di dahului dengan doa kepada Allah atau salawat kepada Nabi. Selanjutnya kata pengantar lazim memuat hal-hal sebagai berikut :

a. menceritakan tujuan atau maksud disusunnya karya tulis dan alasan memilih topik itu;

b. menceritakan suka dan duka yang dialami selama meyusun karya tulis;

c. menceritakan sekaligus mengungkapkan terima kasih kepada orang-orang dan lembaga-lembaga yang telah memberi bantuan selama penyusunan karya ilmiah; dan

d. menyampaikan harapan-harapan penulis mengenai kritik dan saran dari para pembaca untuk memperbaiki karya tersebut dengan cara merendah.

5. Abstrak

Abstrak adalah ikhtisar atau inti suatu karangan. Selain itu, abstrak bisa juga dikatakan ringkasan suatu karangan. Orang yang tidak sempat membaca karangan (skripsi, tesis, dan disertasi) secara keseluruhan, cukup dengan membaca abstraknya saja. Karena meskipun hanya membaca abstraknya saja kita bisa mengetahui isi karangan itu secara global.

6. Daftar Isi

Daftar isi merupakan petunjuk untuk para pembaca. Apa bila mereka mau membeli atau membaca sebuah buku dan dalam buku itu ada bagian-bagian yang dianggap lebih penting, maka mereka mencarinya dengan cara melihat daftar isinya. selain itu dengan melihat daftar isi buku, kita bisa mendapat gambaran mengenai hal-hal yang dibahas dalam buku itu.

7. Daftar Tabel, Gambar, dan Keterangan

Apabila dalam sebuah karangan memuat banyak tabel, gambar, dan keterangan (penjelasan istilah-istilah, pelapalan suatu bahasa, identitas seseorang, dan lain-lain), maka semuanya harus dimasukan dalam daftar.

B. Bagian Tubuh (Isi)

Bagian tubuh karangan memuat hal-hal yang berhubungan langsung dengan karangan. Bagian pertama, dimulai dengan bab pendahuluan yang terdiri atas : latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penulisan, kerangka berpikir, metodologi, dan organisasi karangan. Bagian kedua, bab landasan teori, ketiga, bab pembahasan (analisis), dan keempat, simpulan.

1. Pendahuluan

Tujuan pendahuluan ialah untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibahas, dan memberikan dasar yang sebenarnya dari uraian ini. Dengan demikian, maka suatu pendauluan harus memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Latar belakang masalah

Latar belakang masalah ialah suatu hal yang mendorong mahasiswa saudara, sehingga ia mau melakukannya. Pengungkapan latar belakang masalah harus berurutan dari hal-hal yang bersifat umum sampai kepada yang bersifat khusus.

b. Batasan masalah

Agar masalah penelitian tidak melebar, maka kita perlu membatasinya. Jika tidak dibatasi, masalah tersebut mungkin tidak sesuai dengan kemampuan kita, baik dari segi pengetahuan, ekonomi, maupun waktu. Selain itu, kalau tidak dibatasi hasilnya akan dangkal sehingga tidak memenuhi salah satu syarat karya ilmiah yakni bernas.

c. Rumusan malasah

Rumusan masalah maksudnya untuk menspesifikasi masalah-masalah yang akan dibahas dalam karangan. Masalah-masalah yang dirumuskan harus merupakan hasil penspesifikasian atau pengkhususan masalah utama yang harus di dijawab pada bab simpulan.

d. Tujuan dan kegunaan penelitian

Tujuan ditujukan untuk mengetahui sesuatu, baik proses dan hasilnya, maupun penyebab dan akibatnya mengenai sesuatu yang diteliti. Kegunaan sama dengan manfaat, yakni sesuatu yang bisa dirasakan dan dilaksanakan. Kegunaan terdiri atas kegunaan secara teoretis dan kegunaan secara praktis.

e. Kerangka berpikir

Kerangka Berpikir ialah jalan pikiran kita tentang proses penelitian.

f. Metodologi/ prosedur penelitian

Metodologi menyangkut hal-hal yang diperlukan dan dilaksanakan selama penelitian berlangsung. Hal-hal tersebut mencakup : (1) metode yang digunakan dalam penelitian ini, (2) sumber data, (3) cara mengambil data, (4) cara menganalisis data, (5) cara menyimpulkan/ membuat simpulan.

2. Tubuh karangan

Tubuh karangan terdiri atas bab-bab dan subab sampai perincian sekecil-kecilnya. bab dua, merupakan bab landasan teori yang memuat berbagai pendapat dan teori,baik itu merupakan pendapat dan teori penulis maupun pendapat dan teori para ahli. Bab tiga, merupakan bab analisis data, tempat semua masalah akan dibahas secara sistematis. Bab empat, bab yang memuat hasil penelitian yang merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian atau rumusan masalah.

C. Bagian Penutup

1. Apendik

Apendik adalah daftar istilah, nama orang, kata-kata asing, dan lain-lain. Hal-hal tersebut ditulis sesuai dengan nomor halaman tempat hal-hal itu ada. Hal-hal itu harus disusun secara sistematis dan alfabetis, untuk mempermudah orang atau pembaca untuk mencarinya.

2. Bibliografi

Bibliografi sama dengan daftar pustaka yakni daftar buku-buku, artikel, dan laporan penelitia yang dipakai sebagai sumber teori atau sumber kutipan sebagai rujukan dalam penelitian atau penulisan karangan.

3. Riwayat Hidup

Dalam riwayat hidup terdapat : pertama, tanggal dan tempat peneliti dilahirkan. Kedua, riwayat pendidikan dari pendidikan pertama sampai pendidikan terakhir. Ketiga, pengalaman-pengalaman baik itu yang menyangkut pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain sejak kecil atau selama belajar dan bekerja di lembaga tertentu sampai sekarang.

D. Bagian Tambahan

1. Kertas

Kertas yang biasa digunakan dalam pembuatan karya ilmiah ialah HVS, ukuran A4, kuarto, dan folio.

2. Pias

Pias asalah bagian kertas yang dikosongkan pada sisi kiri, kanan, atas, dan bawah. Pias kiri dan atas biasanya 4 cm. Pias bagian sisi kanan dan bawah 2,5 atau 2 cm.

3. Nomor Halaman

Pada halaman-halaman bagian depan seperti prakata, daftar isi, daftar tabel, dan lain-lain dinomori dengan angka Romawi kecil di tengah bawah, kira-kira 1,5 cm dari tepi bawah.

4. Spasi Ketikan

Jarak antarbaris kalimat hendaknya dua kait (spasi), jarak antara judul bab dengan baris pertama 3-5 kait, jarak antara baris-baris kutipan yang jumlahnya empat baris atau lebih hendaknya satu kait dan dimula satu tik kosong.

Daftar Pustaka

Jauhari, dkk. 2013. Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa : Bandung

Ok guys,…cukup sekian ya informasi mengenai konvensi naskah ini semoga bermanfaat buat kamu yang lagi membutuhkan..sampai jumpa lagi 😀

Halo dunia!

Ini adalah pos pertama Anda. Klik tautan Sunting untuk mengubah atau menghapusnya, atau mulai pos baru. Jika Anda menyukai, gunakan pos ini untuk menjelaskan kepada pembaca mengapa Anda memulai blog ini dan apa rencana Anda dengan blog ini.

Selamat blogging!