BAIT SUCI, BAIT ALLAH I. Latar belakang sejarahBeberapa bangunan paling tua yg dibangun oleh manusia berupa bait atau kuil, adalah tempat dimana mereka menyembah (beribadah kepada) ilahnya di 'rumah ' ilah itu (lih K.M Kenyon,
Archaeology in the Holy Land, hlm 41,51, ttg kuil-kuil zaman Mesolit dan zaman Neolit di Yerikho).
Menara Babel adalah bangunan pertama yang disebut dalam Alkitab, yang mencakup adanya bait (Kejadian 11:4. Walaupun kelihatannya yang dimaksud ialah suatu tempat untuk berjumpa dengan Allah, tapi itu melambangkan kepercayaan-diri manusia untuk mendaki ke atas menuju sorga, lalu oleh keangkuhan hati seperti itu ia kena hukum.
Di
Mesopotamia, negeri yang ditinggalkan Abraham, ada kuil di tiap tempat yang dikeramatkan bagi dewa pelindungnya. Dewa itu dianggap sebagai pemilik tanah, dan jika tanah tidak diberkatinyu. tidak akan memberi hasil, yang akan mengakibatkan pembayaran pajak yang sangat seelikit bagi kuilnya itu. Raja atau penguasa setempat bertindak sebagai agen bagi sang dewa.
Bapak-bapak leluhur Israel yang masih setengah mengembara. tidak membangun 'kuil ' khusus bagi Allah mereka, Allah menyatakan diriNya menurut yang disukai-Nya dan di mana disukai-Nya. Peristiwa-peristiwa seperti itu kadang-kadang ditandai dengan membangun mezbah korban persembahan, dan ada yang diberi tanda peringatan dengan tugu (Kejadian 22:9; 28:22).
Sesudah Israel berkembang menjadi suatu bangsa, dirasakanlah perlunya suatu tempat ibadah pusat, dan merupakan keharusan sebagai tempat berkumpul bagi seluruh umat itu, yang menjadi lambang dari kesatuan mereka dalam ibadah kepada Allah mereka. Kebutuhan ini dipenuhi oleh Kemah Suei selama pengembaraan di padang gurun, dan juga oleh tempat-tempat ibadah yang diakui selama zaman para hakim (umpamanya Sikhem, Yosua 8:30 dab; 24:1 dab;
Silo, 1 Samuel 1:3).
Bangsa-bangsa Kanaan memiliki kuil-kuil mereka sendiri, yang biasa disebut 'kuil Dagon' atau kuil dari dewa pelindung lainnya (Ibrani:
בֵּית־דָּגֹון - BEIT DAGON, 1 Samuel 5:5;
בֵּית עַשְׁתָּרֹות - BEIT 'ASYTAROT, 1 Samuel 31:10; bnd
בֵּית יְהוָה - BEIT YHWH, Keluaran 23: 19). Sisa-sisa kuil banyak ditemui di beberapa tempat, misalnya Betsan dan Hasor.
Alpanya suatu tempat ibadah bagi YHVH terasa menggelisahkan hati, tatkala Daud sudah mempersatukan seluruh kekuasaannya dan sudah rnernbangun baginya sendiri istana besar dan menetap. Raja Daud berkata, 'Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda' (2 Samuel 7:2). Tapi izin tidak diberikan kepadanya untuk membangun Bait Suci. sebab tangannya dinodai oleh darah musuh-musuhnya. namun bahan-bahan dikumpulkannya. harta ditumpuknya, dan tanah untuk tempat Bait Suci dibelinya (1 Tawarikh 22:8, 3:2, 2 Samuel 24:18-25).
II. Bait Suci bangunan Salomoa. LetaknyaBahwa Bait Suci yang dulu ada di tempat Bait yang sekarang disebut '
Haram esy-Syerif' di sebelah timur 'Kota Tua Yerusalem', itu tak diragukan. Nama tempat yang setepat-tepatnya di dalam lahan yang luas dan berpagar itu, memang masih kurang pasti. Bagian yang paling tinggi dari bukit itu (sekarang ditempati oleh mesjid yang terkenal dengan nama '
Mesjid el-Haram') mungkin itulah tempat letaknya bagian yang mahakudus, atau mezbah untuk korban bakaran yang di halaman luar (2 Tawarikh 3:1). Bukit ini diduga termasuk bagian dari tempat pengirikan Arauna yang dibeli oleh Daud dengan harga 50 syikal perak (2 Samuel 24:24) atau 600 syikal-mas (I Tawarikh 21:25).
Dari bangunan Bait Suci Salomo tak ada yang tinggal di atas tanah, begitu juga tak ada didapati suatu bekas yang jelas daengan penggalian-penggalian yang dibiayai oleh Dana Penelitian Palestina (
Palestine Exploration Fund). Agaknya pekerjaan meratakan bukit itu dulu dan pembangunan tembok penahan yang besar untuk halaman Bait Suci bangunan Herodes, menghancurkan tuntas gedung Bait Suci pertama.
b. DenahPasal-pasal Alkitab 1 Raja 6-7 dan 2 Tawarikh 3-4 pasti merupakan dasar dari kerangka atau gambar dasar Bait Suci Salomo. Keterangan-keterangan terperinci demikian belum mencakup tiap bagian, tidak seluruhnya dapat dimengerti, dan nampaknya tidak sepakat dalam beberapa hal (umpamanya 1 Raja 6:2 dan 16 dab), Ketidaksepakatan informasi demikian adalah karena adanya singgungan-singgungan di sana sini dan juga informasi tentang Bait Suci Yehezkiel, yang merupakan versi ; diperluas dari Bait Suci bangunan Salomo (Yehezkiel 40-43).
Bait Suci itu sendiri merupakan gedung yang memanjang dari timur ke barat. Dapat diduga bahwa Bait Suci didirikan di atas suatu alas yang tinggi seperti Bait Suci Yehezkiel (bnd Yehezkiel 41:8). Mengenai lingkungan sekitarnya tidak ada ukuran-ukuran yang diberikan. Sekali lagi menurut rencana Yehezkiel, agaknya ada dua halamannya, satu di dalam dan satu di luar; pemikiran ini ditopang oleh 1 Raja 6:36; 7:12; 2 Raja 23:12; 2 Tawarikh 4:9.
Mezbah tembaga untuk korban bakaran ada di halaman dalam (1 Raj 8:22, 64; 9:25). Mezbah itu berbentuk segi empat dengan sisi 20 hasta dan tingginya 10 hasta (2 Tawarikh 4:1). Di antara mezbah tembaga ini dengan balai, ada bejana tembaga tempat air untuk pembersih pada setiap upacara ritual (1 Raja 7:23-26). Bejana besar ini, yang garis tengahnya 10 hasta, didukung oleh empat kelompok dari patung empat lembu tembaga, yang berdiri menghadap keempat mata angin. Bejana ini disingkirkan oleh raja Ahas (2 Raja 16:17).
c. Ukuran Bait SuciDimensi dari Bait Allah
* 1 Raja 6:2
LAI TB, Rumah yang didirikan raja Salomo bagi TUHAN itu enam puluh hasta panjangnya dan dua puluh hasta lebarnya dan tiga puluhhasta tingginya.
KJV, And the house which king Solomon built for the LORD, the length thereof was threescore cubits, and the breadth thereof twenty cubits, and the height thereof thirty cubits.
Hebrew,
וְהַבַּיִת אֲשֶׁר בָּנָה הַמֶּלֶךְ שְׁלֹמֹה לַֽיהוָה שִׁשִּֽׁים־אַמָּה אָרְכֹּו וְעֶשְׂרִים רָחְבֹּו וּשְׁלֹשִׁים אַמָּה קֹומָתֹֽו׃
Translit interlinear, VEHABAYIT {dan Rumah} 'ASHER {yang} BANAH {dia telah mendirikan} HAMELEKH {raja} SHELOMOH {salomo} LAYEHOVAH (dibaca: L'Adonay, kepada TUHAN) SHISHIM {enampuluh} -'AMAH {hasta} 'AR'KO {panjangnya} VE'ES'RIM {dan dua puluh} RAKH'BO {lebarnya} USHELOSHIM {dan tiga puluh} 'AMAH {hasta} QOMATO {tingginya}
Tabernakel pertama dibangun oleh Musa. Ukuran tabernakel Musa adalah 30 hasta panjang dan 10 hasta lebar. Bait Allah Salomo 60 hasta x 20 hasta. Tepat 2x lipat ukuran tabernakel Musa.
Waktu Bait Suci Salomo ditahbiskan, Salomo berdiri di atas mimbar tembaga (2 Tawarikh 6:12 dab; Ibrani
כִּיּוֹר - KIYOR, kata yang di salah satu tempat dipakai untuk 'bejana' Keluaran 30:18 dab: di sini barangkali yang dimaksud ialah 'kerangka tangga'), yang sejajar dengan seni patung Siria dan Mesir dan mungkin juga dengan seni patung Akad (lih W.F Albright.
Archaeology and the Religion of Israel', 1953. hlm 152-154).
Ada jalan tangga dari halaman dalam ke balai Bait Suci (Ibrani,
סֻלָּם - SULAM). Pada kiri-kanan pintu masuk ada dua soko-guru dengan kepala tiang (TBI. 'ujung", Ke1uaran 36:38) yang dihiasi secara megah luar biasa dan indah, Tujuannya belum dapat ditentukan; kedua sokoguru ini tidak termasuk bagian dari bangunan itu. Mungkin ada gerbang yang menutup jalan ini (bnd Yehezkiel 40:48).
Panjang balai 10 hasta dan lebarnya 20 hasta (mengenai panjangnya satu hasta). Tinggi balai itu dikatakan 120 hasta (2 Tawarikh 3:4). tapi hal ini tentu suatu kesilapan karena bagian gedung yang tinggal hanya 30 hasta tingginya. Di sebelah barat dari balai ini terdapat ruang besar tempat melaksanakan upacara-upacara biasa, 'Tempat kudus ' (lbrani
הֵיכָל - HEYKAL, kata yang diturunkan dari bahasa Sumer "
É.GAL", '
gedung besar') panjangnya 40 hasta, lebarnya 20 hasta dan tingginya 30 hasta, Bagian ini disekat dari balai oleh pintu kembar kayu saru, masing-masing dibuat dengan dua daun pintu. Kalimat yang mengatakan bahwa tiang-tiang pintu itu bersegi empat (Ibrani,
מְזוּזֹות מֵאֵת רְבִעִית - MEZUZOT ME'ET REVI'IT, 1 Raja 6:33) sukar sekali diterangkan. Mungkin yang dimaksud adalah lebar gang yang adalah 5 hasta, yaitu seperempat dari lebar dinding penyekat.
Jendela-jendela yg rapat bidainya di dekat langit-langit, menerangi tempat kudus (I Raja 6:4). Di sinilah terdapat mezbah pedupaan atau mezbah pembakaran ukupan (Keluaran 30), meja untuk roti sajian dan kelima pasang kandil, bersama dengan alat-alat untuk korban-korban persembahan. Pintu-pintu kembar dari kayu saru yang menuju ke tempat mahakudus (Ibrani,
דְּבִיר - DEVIR, '
tempat yg paling dalam') jarang dibuka, barangkali hanya bagi imam besar waktu upacara hari ray a pendamaian. Tiang-tiang pintu dan ambang atas dikatakan mempunyai ukuran seperlima (Ibrani,
הָאַיִל מְזוּזֹות חֲמִשִׁית - HA'AYIL MEZUZOT KHAMISYIT, 1 Raja 6:31: TBI '
segi lima'). Seperti dalam hal hekhal, ini barangkali bisa diterangkan seperlima dari dinding penyekat, yaitu 4 hasta.
Tempat mahakudus merupakan kubus yang sempurna dengan sisi 20 hasta. Walaupun kita mengharapkan bahwa lantainya dibuat lebih tinggi dari hekhal, tak ada acuan untuk ini. Di dalamnya ada dua patung kayu berdampingan, tingginya 10 hasta. Dua dari sayap patung itu saling menyentuh di tengah-tengah di atas tabut perjanjian, dan sayap yang satu lagi dari setiap patung itu menyentuh dinding utara dan dinding selatan secara berurutan (I Raja 6:23-28). Di tempat mahakudus inilah Allah menampakkan kehadiranNya dengan awan (1 Raja 8:10 dab).
Tiap bilik dilapisi dengan kayu aras dan lantainya dilapisi dengan papan kayu saru atau kayu sanobar (lbrani
בְּרוֹשׁ - BEROSY. Dinding-dinding dan pintu-pintu diukir dengan gambar-gambar bunga, pohon korma (I Raja 6:29) dan kerub-kerub serta disalut dengan emas. Tidak ada batu kelihatan (1 Raja 6:18).
Dinding luar tempat mahakudus dan tempat kudus terbuat dari dua bagian yang tebalnya 1 hasta. Gunanya ialah menopang balok-balok penahan untuk tiga tingkat bilik yang kecil di sekeliling dinding itu. Jadi bilik-bilik di lantai dasar, lebarnya 5 hasta, yg di atasnya 6 hasta, dan yg paling atas 7 hasta. Suatu pintu di sebelah selatan merupakan jalan masuk ke suatu tangga melingkar menuju ke lantai-lantai atas. Bilik-bilik ini menjadi tempat penyimpanan berbagai barang persediaan dan pakaian-pakaian jabatan, barangkali juga tempat penginapan bagi imam-imam yang bertugas, dan tempat penyimpanan uang persembahan dan barang-barang, yang datang dari orang-orang yang beribadah.
Ada ahli yang menekankan bahwa istana raja dekat ke Bait Suci, dan mengambil kesimpulan bahwa Bait Suci itu ialah "Tempat ibadah raja'. Kalaupun disetujui adanya hubungan seperti itu (yang ditekankan oleh jalan yg menghubungkan kedua gedung itu, 2 Raja 16: 18), tapi perlu diingat, bahwa memang layaklah bagi raja, sebagai wakil YHVH untuk tinggal dekat rumah Allah; masuk ke Bait Suci tidak dibatasi bagi raja-raja Israel.
Salomo menggaji seorang Tirus untuk mengawasi pembangunan Bait Sud dan mengerahkan tukang-tukang orang Fenisia (I Raja 5:10,18; 7:13-14). Justru tidaklah mengherankan jika ada kesamaan denah Bait Suci dan dekorasinya dengan karya-karya kerajinan tangan Fenisia atau Kanaan yang masih tersimpan, Denah dasarnya sangat serupa dengan denah dasar kuil kecil dari abad 9 sM yang digali di
Tel Tainat di Sungai Orontes, Denah ini menunjukkan tiga bilik, sebuah mezbah di tempat yang paling dalam dan dua soko-guru di balai, tapi sokoguru ini menopang atapnya (lihat R.C Haines,
Excavations in the Plain of Antioch, 2,1971). Di Hazor ada satu kuil yang berasal dari Zaman Perunggu Akhir, mempunyai tiga bagian juga, dan dibangun dengan kayu di antara lapis-lapis batu (Yadin,
Hazar, 1972, hlm 89-91; bnd I Raja 5:18; 6:36). Banyak lempeng gading berukir (berasal dari dinding-dinding dan peralatan istana-istana) yang ditemukan di seluruh Asia Barat Kuno, adalah hasil kerja peng-rajin Fenisia, dan sering disertai tema-tema Mesir. Di antara hiasan paling umum ialah bunga, pohon korma dan sefinks-sefinks yang bersayap, dan hal ini pasti dapat dibandingkan dengan ukiran-ukiran di Bait Suci. Seperti pada pelapisan Bait Suci, ukiran-ukiran ini disaluti dengan emas, dan ditatah dengan batu-batu berwarna,
d. Dalam kurun sejarah yang kemudianKuil kuno umumnya merupakan rumah perbendaharaan negeri, yang dikosongkan waktu membayar upeti, dan dipe-nuhi dengan barang jarahan sesuai dengan keperkasaan negeri itu. Jika, karena suatu alasan seorang penguasa kurang memperhatikan kuilnya, ia akan kehilangan pendapatan dan akan cepat runtuh (bnd 2 Raja 12:4-15).
Bait Suci Salomo juga tidak terkecuali. Harta-harta yang dikumpulkannya di dalam Bait Suci, waktu pemerintahan anaknya, Rehabeam, dijarah oleh Sisak raja Mesir (I Raja 14:26). Raja-raja yang kemudian, termasuk raja Hizkia, yg mcnghiasi Bait Suci (2 Raja 18: 15 dab), menggunakan harta benda Bait Suci untuk membayar sekutu-sekutunya (Asa, I Raja 15: 18) atau untuk membayar upeti dan menyuap penyerbu (
Ahas, 2 Raj 16:8). Raja-raja penyembah berhala menambahkan lagi peralatan dari kuil Kanaan, termasuk lambang dewa-dewa kafir (2 Raj 21:4: 23:1-12), sedang
Ahas memelopori pemberlakuan jenis mezbah
Asyur, dan memindahkan bejana pernbasuhan, sebagai tanda ketaklukannya kepada Tiglat-Pileser III (2 Raja 16: 10-17). Menjelang zaman
Yosia (kr 640 sM), yaitu 3 abad sesudah Bait Suci didirikan, keadaan Bait Suci itu menuntut pemugaran menyeluruh, dan dananya harus datang dari sumbangan orang-orang yg beribadah (2 Raja 22:4). Pada tahun 587 harta benda Bait Suci dirampas oleh Nebukadnezar (2 Raja 25:9, 13-17 Kendati Bait Suci sudah dihancurkan, orang-orang masih berdatangan di sana untuk mempersembahkan korban (Yeremia 41:5).
IV. Bait Suci Kedua (Zaman Kembalinya dari Pembuangan Babel)Orang Israel yg berada di pembuangan dihibur dalam duka-cita mereka (Mazmur 137) oleh penglihatan akan Bait Suci baru, yang diberikan kepada nabi Yehezkiel (Yehezkiel 40-41. ± 571 sM). Perincian mengenai Bait Suci ini lebih banyak diberikan ketimbang Bait Suci Salomo, walaupun Bait Suci ini belum didirikan. Gedungnya sendiri tidak seberapa berbeda, kecuali dalam ukuran-ukurannya (balai 20 hasta panjangnya, dan 12 hasta lebarnya dan 40 hasta panjangnya; tempat mahakudus sisinya 20 hasta), Dinding-dindingnya dilapisi dan diukir dengan gambar-gambar pohon korma dan kerub. Gedung itu didirikan di atas suatu alas yg tinggi: dan ke situ orang naik tangga, jumlah anak tangganya 10. Di kiri kanan tangga ini ada dua sokoguru tembaga. Tiga baris bilik mengelilingi tempat mahakudus dan tempat kudus. Penglihatan Yehezkiel memberi keterangan tentang lingkungan sekitarnya, sesuatu yang alpa dalam informasi pertama tentang Bait Suci. Sebidang tanah, 500 hasta persegi, ditutup oleh suatu tembok, yang ditembus oleh hanya satu pintu gerbang ditiap ternbok, di utara, timur, selatan dan barat. Ada 3 lagi gerbang di hadapan yang pertama, menuju ke halaman dalam. Di situ ada mezbah untuk korban-korban di hadapan tempat kudus. Semua gerbang ini dilengkapi dengan sarana yang kokoh untuk mencegah masuknya orang non-Israel. Ada beberapa rumah di halaman Bait Suci itu, gunanya untuk tempat menyimpan barang-barang dan untuk dipakai oleh para imam.
Pembangunan
Bait Suci kedua, Bait ini dibangun kembali selepas kembali dari pembuangan dari
Babel. Konstruksi Bait baru dimulai tahun 535 sM. Pembangunannya selesai pada 12 Maret 515 sM. Seperti yang dijelaskan dalam Kitab Ezra, pembangunan kembali Bait itu disusun oleh
Koresy yang Agung dan disahkan oleh
Darius yang Agung. Kitab Nehemia mengungkapkan kehidupan bangsa Israel setelah bebas dari
Babel menuju ke tanah perjanjian di
tanah Kanaan. Di bawah pimpinan
Nehemia, bangsa Israel berhasil membangun kembali tata agama dan politik, membangun
tembok yang mengelilingi Yerusalem dan mengadakan upacara pembaruan perjanjian antara umat Israel dan Allah Israel. Bukan hanya itu saja, Raja
Koresy yang Agung juga memberikan dana untuk membangun kembali
Bait Suci di
Yerusalem. Kepulangan kembali dan perbaikan ini dilaksanakan secara bertahap, saling terjalin dan terarah.
Bait Suci berdiri di tengah-tengah kota
Yerusalem dan di sekitarnya dikelilingi oleh tembok kota
Yerusalem.
Pada tahun 168 sM
Antiokhus Epifanes merampok dan menajiskannya dengan membangun sebuah altar bagi dewa Zeus Olimpias, serta mempersembahkan kurban
binatang Babi baginya. Ini sangat menyakitkan hati orang-orang Yahudi. Tiga tahun kemudian
Yudas Makabe membersihkan dan memperbaikinya kembali. Peristiwa ini dikenang dengan
"Hari Raya Hanukkah" (2 Makabe 10:5-7) dimana dalam PB, Tuhan Yesus pun dicatat turut merayakan Hari Raya ini (Yohanes 10:22-23). Secara bangunan, bangunan
Bait Suci ini masih berdiri tegak ketika
Pompeius mengalahkan
Yerusalem pada tahun 63 sM, dan
Marcus Licinius Crassus merampok isinya pada tahun 54 sM. Kemudian Herodes memperbaikinya kembali untuk ibadah orang-orang Yahudi.
Usia Bait Suci ini hampir 500 tahun, lebih lama dari usia Bait Suci pertama maupun dari Bait Suci zaman Herodes. Tapi pengetahuan kita tentang Bait Suci kedua ini hanya samar samar dari beberapa acuan yang kebetulan ada. Orang-orang buangan yang kembali ke tanah Israel (± 537 sM) membawa kembali alat-alat yg dulu dijarah oleh Nebukadezar, dan surat kuasa dari Koresy untuk membangun Bait Suci kembali. Agaknya lahan tempat letak Bait Suci terdalulu dibersihkan dari segala reruntuhan, di situlah didirikan sebuah mezbah dan pembangunan dasar bangunan dimulai (Ezra 1; 3:2-3,8-10).
Sesudah pada akhirnya Bait Suci itu selesai dibangun, panjangnya 60 hasta dan tingginya 60 hasta, tapi dasarnya sendiri pun menunjukkan, bahwa Bait Suci Salomo lebih unggul dari Bait Suci ini (Ezra 3:12). Sekeliling tempat kudus dan tempat mahakudus ada beberapa gudang dan tempat tempat para imam. Dari antara merekalah Tobia, orang
Amon, diusir oleh Nehemia (Nehemia 13:4-9). I Makabe 1:21: 4:49- 51 merupakan sumber beberapa keterangan tentang peralatan Bait itu. Tabut perjanjian yang telah hilang pada waktu pembuangan, sejak itu tak pernah dijumpai kembali atau diganti. Sebagai pengganti kesepuluh kandil dari zaman Salomo, ditaruhlah pegangan lilin yang bercabang tujuh di tempat kudus, bersama dengan meja untuk roti sajian dan mezbah ukupan. Semua yang terakhir ini dibawa oleh Antiokhus IV Epifanes, raja Siria, keturunan Seleukus sebagai jarahan (175-163 sM), yang mengakibatkan pembinasaan yang keji (yaitu penempatan patung kafir) pada 15 Desember 167 sM (I Makabe 1:54). Golongan Makabe yang pada akhirnya menang, menyucikan Bait Suci dari kenajisan ini dan mengganti peralatan itu pada akhir tahun 164 sM (1 Makabe 4:36-59). Mereka mengubah juga daerah tertutup itu menjadi benteng yang begitu kuat, sehingga dapat bertahan terhadap pengepungan Pompius selama 3 bulan (tahun 63 sM).
V. BAIT SUCI KE TIGA: Bait Suci bangunan HerodesPembangunan Bait Suci zaman Herodes yang dimulai pada awal tahun 19 sM, lebih merupakan suatu upaya untuk memperdamaikan orang Yahudi dengan raja Idumea, raja mereka, ketimbang memuliakan Allah. Selama pembangunan bait itu berjalan, penjagaan sangat ketat, supaya orang menghormati daerah suci itu, malahan 1.000 orang imam dilatih menjadi tukang khusus untuk membangun tempat kudus dan mahakudus. Walaupun bangunan pokok sudah selesai dalam 10 tahun (kr 9 sM), tapi pembangunan itu berjalan terus sampai tahun 64 M.
Sebagai pondasi untuk gedung Bait Suci dan untuk ruangan tempat berkumpul, diratakanlah sebidang tanah yang ± 450m panjangnya dari utara ke selatan, dan ± 300m lebarnya dari timur ke barat. Beberapa bagian permukaan yg berbatu-batu dari laban bukit itu dilinggis, tapi sebagian besar ditimbun dengan puing-puing, lalu seluruh pertapakan dasar itu ditutup dengan tembok terdiri dari susunan batu-batu besar (biasanya ± 1 m tingginya dan sampai 5 m panjangnya; bnd Markus 13:1). Di penjuru sebelah tenggara, dari mana bisa memandang ke lembah Kidron, berada halaman dalam ± 50 m di atas lembah itu. Barangkali sandaran dinding yang di atas penjuru ini ialah bubungan Bait Suci (Matius 4:5). Bagian-bagian dari tembok ini masih berdiri sekarang di sana.
Sebuah pintu gerbang menembus tembok utara (namanya Gerbang Tadi), tapi kelihatannya tak pernah dipakai, dan satu menembus tembok yang di timur di bawah Pintu Gerbang Emas sekarang. Sisa-sisa dari kedua Pintu Gerbang Herodes di sebelah selatan, masih tetap ada dan nampak di bawah Mesjid
el-Aqsa. Ada jalan-jalan lereng ke atas dari pintu-pintu gerbang ini ke tingkat halaman Bait Suci. Empat pintu gerbang menghadap ke kota di sebelah barat. Orang bisa mendekati gerbang-gerbang ini melalui jembatan layang melalui lembah Tiropuon di Yerusalem. Di penjuru baratlaut, daerah tertutup ini, bagian terluas denahnya disita oleh benteng Antonia. Di sinilah para wali negeri tinggaljika mereka di Yerusalem, dan tentara pendudukannya selalu siaga untuk mengamankan tiap huru-hara bila timbul di wilayah Bait Suci (bnd Lukas 13:1; Kisah 21:31-35). Jubah-jubah imam besar disimpan di sana sebagai tanda kepatuhan.
Halaman luar Bait Suci dikelilingi oleh tiang-tiang yang berdiri di pelataran bagian dalam. Menurut keterangan Yosefus (Ant. 15:410-416), di balai selatan ada 4 baris tiang dan disebut Balai Raja. Di tiap gang pada sisi-sisi lainnya ada 2 baris tiang. Serambi Salomo melintang di sebelah timur (Yohanes 10:23; Kisah 3:11; 5:12). Di antara tiang-tiang inilah dilangsungkan sekolah ahli Taurat dan perdebatan-perdebatannya (bnd Markus 11:27; Lukas 2:46; 19:47), dan di situlah berjejer meja para penukar uang dan tempat-tempat pedagang (Lukas 19:45-46: Yohanes 2:14-16). Bagian dalam sedikit lebih tinggi dari pelataran tempat berkumpul para pengunjung dari bangsa-bangsa lain, dan dikelilingi oleh birai. Peringatan-peringatan keras dalam bahasa Yunani dan Latin mengumumkan, bahwa tidak ada pertanggungjawahan mengenai kematian seseorang non-Yahudi bila mencoba memasuki bagian dalam. Dua di antara tulisan ukir ini telah ditemukan. Empat pintu gerbang menjadi jalan masuk di sebelah utara dan selatan dan satu di sebelah timur. Daun pintu pada yang terakhir ini terbuat dari perunggu hasil pengrajin dari Korintus, dan mungkin inilah Gerbang Indah yang disebut dalam Kisah 3:2.
Di halaman pertama bagian dalam (Halaman Perempuan) terdapat kas persembahan untuk biaya upacara kebaktian (Markus 12:41-44). Laki-laki diizinkan memasuki Halaman Israel, yang lebih tinggi dari Halaman Perempuan, dan pada waktu Hari Raya Pondok Daun boleh memasuki Halaman paling dalam (yaitu Halaman para Imam) untuk bersama-sama mengelilingi mezbah. Mezbah ini dibuat dari batu yg tidak dipahat. 22 hasta jauhnya dari balai (bnd Matius 23:25).
Denah bangunan induk Bait Suci itu meniru denah Bait Suci Salomo. Balainya 100 hasta lebarya dan 100 hasta tingginya. Satu pintu yang 20 hasta lebarnya dan 40 hasta tingginya menjadi jalan masuk, dan pintu yang setengah dari ukuran itu menuju ke tempat kudus yang panjangnya 40 hasta dan lebarnya 20 hasta.
Sehelai tirai menyekat tempat kudus dari tempat mahakudus (tabir. Matius 27:5l; Markus 15:38: bnd 2 Tawarikh 3:14). Lantai tempat mahakudus persegi empat, sisinya 20 hasta dan tingginya 40 hasta, sama dengan ternpat kudus. Lalu di atas tempat kudus dan tempat mahakudus menjulanglah ke atas ruangan kosong setinggi balai, yaitu 100 hasta, dan dengan demikian atap Bait Suei menjadi rata. Gedung tingkat tiga mengelilingi sisi utara, selatan dan barat setinggi 40 hasta. Paku-paku emas ditancapkan ke atap Bait Suci untuk mencegah burung-burung hinggap di sana.
Bangunan megah itu yang dibuat dari batu putih dan emas, baru saja selesai (64 M) sebelum dihancurkan oleh tentara Roma (70 M). Pegangan lilin yang dari emas, meja untuk roti sajian dan barang-barang lain dibawa ke Roma sebagai tanda kemenangan: gambarannya diukir pada Lengkungan Titus di situ.
Bandingkan dengan gambar berikut:
Dan denah ini:
Museum Israel: Model Bait Suci Ketiga. Yaitu Bangunan Bait Allah yang telah dibangun kembali (direnovasi) oleh raja Herodes:
KEPUSTAKAAN.
Uraian ringkas yg paling baik ialah buku A Parrot,
The Temple of Jerusalem. 1957, disertai kepustakaan yang agak lengkap.
Tentang penelitian terperinci lihat L.H Vincent,
Jerusalem de l' Ancien Testament, 1954;
J Simons,
Jerusalem in the Old Testament, 1952;
T.A Busink,
Der Tempel von Jerusalem, 1970.
Mengenai model-model dari Bait Suci Salomo, lih G.E Wright,
Biblical Archaeologist 18, 1955, hlm 41-44.
Artikel terkait:
a. Bait Suci, di
http://www.sarapanpagi.org/latar-belaka ... .html#p703Pembangunan Bait Suci Ketiga (?)
pembangunan-bait-suci-ketiga-vt6541.html