FLAVIUS YOSEFUS
FLAVIUS YOSEFUS adalah ahli sejarah Yahudi, lahir thn 37/38 M, dan meninggal awal abad 2 M. Dia anak imam bernama Matias, dari golongan Yoyarib (I Taw 24:7), dan menyatakan punya hubungan keluarga dengan orang Hasmonean yang termasuk golongan itu. Sesudah bergabung dalam kurun waktu pendek dengan golongan Esen dan dengan Banus, pertapa di padang gurun, dia bergabung dengan golongan Farisi pada umur 19 thn.
Dia adalah orang Yahudi yang terlahir dengan nama יוֹסֵף בֶּן מַתִּתְיָהוּ - YOSEF BEN MATITYAHU, namun dia lebih terkenal dengan nama Romawinya "Titus Flavius Josephus"
Sewaktu berkunjung ke Roma tahun 63 M, dia sangat terkesan melihat kekuasaan kerajaan itu, justru dia menentang keras pemberontakan Yahudi terhadap Roma thn 66 M. Dan walaupun dia ditunjuk menjadi pemimpin di Galilea, dan membuktikan dirinya punya kekuatan dan kecakapan lumayan, toh dia tidak yakin pemberontakan itu akan berhasil. Sesudah pasukan Roma menyerang benteng Yotapata, yang tidak mungkin lagi dia pertahankan, dia bersama 40 orang lain lari ke suatu gua. Waktu gua pelarian ini juga akan diserbu, orang-orang yang mempertahankannya berikrar untuk bunuh diri. Yosefus satu dari dua orang terakhir yang masih hidup. Ia membujuk temannya yang masih hidup itu untuk menyerah kepada tentara Roma. Kemudian ia beroleh belas kasihan Vespasianus, komandan tentara Roma, setelah ia mempraucapkan bahwa Vespasianus akan mengenakan mahkota kekaisaran.
Pra-ucapan ini menjadi kenyataan thn 69 M. Tahun berikutnya Yosefus dikaryakan di markas besar Roma selama pengepungan Yerusalem; ia berperan sebagai penerjemah bagi Titus (anak Vespasianus dan penerusnya menjadi penguasa Palestina), waktu Titus mengajukan syarat-syarat kepada orang-orang yang mempertahankan Yerusalem. Sesudah Yerusalem jatuh, Yosefus ke Roma dan menetap di situ di bawah asuhan kaisar sebagai pensiunan. Ia memakai nama keluarga kaisar, Flavius.
Sepak terjang Yosefus selama perang, membuat bangsanya mencap dia pengkhianat yang tidak terlupakan. Tapi sisa hidupnya dia gunakan sedemikian rupa, sehingga membangkitkan rasa terima kasih pada pihak bangsanya. Pada tahun-tahun akhir sisa hidupnya itu ia tinggal di Roma, sibuk dengan kegiatan sastra. Karyanya menunjukkan bahwa dia adalah patriot sejati selaras dengan kecakapannya, berjuang keras demi bangsanya. Karyanya yang pertama ialah History of the Jewish War, mula-mula ditulis dalam bahasa Aram untuk pembaca Yahudi di Mesopotamia, kemudian diterbitkan dalam bahasa Yunani. Berita tentang pecahnya perang itu didahului oleh ringkasan sejarah Yahudi sejak thn 168 sM sampai thn 66 M. Karyanya yang lain Against Apion merupakan pembelaan bagi umatnya terhadap fitnah yang menimbulkan anti-Yahudi, yang dilancarkan oleh Apion, guru di Aleksandria. Dalam kedua karya itu ia tunjukkan juga bahwa orang Yahudi dapat memuji diri karena mereka lebih kuno dari orang Yunani. Dalam pemikiran yg mendasari uraiannya itu, ia menyajikan bagi kita banyak ikhtisar yang sangat berharga dari para penulis kuno, yg alpa dalam tulisan lain mana pun. Karyanya yang paling akbar ialah Jewish Antiquities ('Sejarah Kuno Orang Yahudi'), 20 jilid, yang menceritakan sejarah bangsanya dari zaman paling dini (ceritanya mulai dgn penciptaan dunia ini) sampai zamannya sendiri. Karyanya ini baru lengkap pada thn 93 M. Akhirnya ia menulis Riwayat Hidup-nya. Isinya sebagian besar berupa pembelaan atas perbuatannya pada masa perang. Pembelaan itu dilukiskan dengan kata-kata sederhana oleh Yustus Tiberias, penulis Yahudi yg lain. Berita tentang kegiatannya dalam perang seperti yg dia tulis dalam 'Riwayat Hidup' -nya tidak berkaitan dengan karyanya yg terdahulu, 'Sejarah Perang Yahudi'.
Mengenai sejarah orang Yahudi antara pemerintahan Antiokhus Epifanes (175-163 sM) dan perang pada thn 66-74 M, khususnya masa permulaan pendudukan tentara Roma pada thn 63 sM, karya Y osefus inilah yg terbaik dan tak ada tandingannya. Ia menggunakan sumber-sumber utama, baik yang sudah terbit maupun belum: karya Nikolas orang Damsyik, karya sejarawan resmi bagi Herodes Agung, menyumbangkan catatan-catatan rinci tentang jalan hidup raja ini; arsip-arsip resmi kerajaan Roma tersedia baginya; ia menggali informasi dari raja Agripa muda mengenai rincian asal mula perang Yahudi. Dan tentu ia sendiri mempunyai pengetahuan langsung tentang beberapa tahapan perang itu. Memang dalam melukiskan kepribadian-kepribadian dan peristiwa-peristiwa, bisa saja 'ada udang di balik batu'. Tapi 'udang' itu demikian jelasnya, sehingga pembaca mudah menjumpai dan menilainya.
Karya-karya Yosefus memberi bahan dasar yg tak ternilai harganya bagi peneliti sejarah antar perjanjian dan sejarah PB. Dalam karya-karya Yosefus kita jumpai banyak tokoh, baik Yahudi maupun non-Yahudi, yg kita kenal dari PH. Kadang-kadang tulisannya mengulas langsung ayat-ayat PB, umpamanya mengenai Yudas orang Galilea yang disebut dalam Kisah 5:37 dan 'orang Mesir' dalam Kisah 21:38. Tapi nampaknya tak seorang pun dari penulis PB yg mengenal karya-karya Yosefus. Yang khusus menarik perhatian ialah singgungannya akan Yohanes Pembaptis (Antiquities 18. 116), akan Yakobus adik Tuhan Yesus (Antiquities 20. 200), dan akan Tuhan Yesus (Antiquities 18.63 dst); bagian ini, walaupun sudah mengalami sentuhan editor Kristen, pada dasarnya bersifat asli.
Kepustakaan:
Edisi baku karya-karya Yosefus dalam bh Yunani oleh B Niese (1887-1895). Edisi Loeb (1926-1965), dalam bahasa Yunani dan Inggris, dimulai oleh H. St. J Thackeray, dirampungkan oleh R Marcus dan L.H Feldman, 9 jilid.
Terjemahan Inggris paling terkenal adalah terjemahan W Whiston (1736); terjemahan ini telah diperbaiki oleh A.R Shiletto (1889-1890) dan (walaupun kurang seksama) oleh D.S Margoliouth (1906).
Terjemahan baru dari Jewish War oleh G.A Williamson, yang sangat mudah dibaca, terbit dalam Penguin Classics (1959). Lihat H. St. J Thackeray, Josephus, The Man and the Historian, 1929;
FJ Foakes Jackson, Josephus and the Jews, 1930;
J.M Creed, 'The Slavonic Version of Josephus' , History of the Jewish War', HTR 25, 1932, hlm 277 dst;
RJ.H Shutt, Studies in Josephus, 1961; H.W Montefiore, Josephus and the New Testament, 1962;
G.A Williamson, The World of Josephus, 1964;
F.F Bruce, Jesus and Christian Origins outside the New Testament, 1974, hlm 32-53.