HERODES KETURUNAN EDOM
Orang-orang Yahudi sangat tertarik kepada silsilah-silsilah. Sejarahwan terkenal Flavius Josephus (37-100), seorang sejarahwan Yahudi , ketika menulis otobiografinya, iapun mulai dengan asal-usulnya sendiri, yang menurutnya ia temukan di dalam kitab catatan umum.
Alasan dari minat orang Yahudi terhadap asal-usul seseorang itu ialah, bahwa mereka dapat menemukan kemurnian garis keturunan seseorang. Dan hal itu merupakan hal yang sangat penting bagi mereka. Kalau di dalam garis keturunan itu ditemukan adanya campuran darah dari orang lain, maka orang yang bersangkutan akan kehilangan haknya untuk disebut sebagai Yahudi dan sebagai anggota umat Allah. Seorang imam umpamanya, mempunyai kewajiban untuk menunjukkan catatan asal-usul yang bermula dari Harun terus sampai kepada dirinya sendiri tanpa putus-putus. Kalau ia menikah, maka harus menunjukkan garis asal-usul paling sedikit lima generasi yang lampau.
Ketika Ezra mengatur kembali ibadah kepada Allah, setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan Babel, iapun mengatur kembali agar keimaman agar berfungsi dengan baik. Dari usahanya itu, Ezra ternyata menolak anak-anak Habaya, anak-anak Koz dan anak-anak Barzilei, karena mereka ternyata bukan keturunan asli Yahudi. Mereka itu diteliti apakah nama mereka terdapat dalam silsilah. Tetapi karena tidak didapati, maka mereka dinyatakan tidak tahir untuk jabatan imam.
Daftar silsilah seperti itu sebenarnya disimpan oleh Sanhedrin. Herodes yang Agung pun selalu diremehkan oleh orang-orang yang 100% berdarah Yahudi, karena ia adalah keturunan Edom. Dapat dilihat pentingnya hal itu justru dari tindakan Herodes sendiri. Herodes yang adalah keturunan Edom menganggap daftar silsilah dan asal-usul itu sangat penting, sehingga ia menghancurkan daftar asal-usulnya sendiri. Dan dengan tindakannya itu, maka tidak ada orang lain yang dapat membuktikan asal-usul dirinya kecuali Herodes sendiri.
Maka, keluarga Herodes bukan keturunan Yahudi tulen, melainkan keturunan Esau, saudara Yakub. Keturunan Esau, yang disebut orang Edom, menetap disebelah selatan Laut Mati di daerah Gunung Seir dan kota besar yang kemudian disebut Petra. Sekitar 300 sebelum Masehi, orang Edom dihalau oleh sekelompok orang yang disebut orang Nabatea, dan mereka berimigrasi ke barat ke bagian selatan Palestina, yang kemudian disebut Idumea, dan penduduknya disebut orang Idumea, bentuk kata Yunani dari kata orang Edom. Kota utama orang Idumea, yaitu Hebron, disebut oleh Yudas Makabeus pada tahun 165 sebelum Masehi. Yohanes Hirkanus kemudian menaklukkan daerah mereka dan menjadikan orang-orang sebagai orang Yahudi dan tunduk kepada upacara sunat.
Nenek moyang pertama Herodes Agung yang merupakan orang penting adalah seorang yang bernama Antipas (wafat pada tahun 78 sebelum Masehi). Ia telah ditunjuk menjadi wali negeri Idumea (bagian Palestina yang berada di selatan Yudea) oleh Raja Aleksander Yanneus (103-76 sM). Antipas digantikan sebagai wali negeri Idumea oleh putranya, Antipater (ayah Herodes Agung). Antipater memiliki seluruh ambisi yang sangat besar dari putranya, Herodes Agung, dan melihat kesempatan untuk mendapat posisi kuat dalam dinasti Hasmon yang mengalami kemunduran. Ketika Yohanes Hirkanus II dan Aristobulus II keduanya berusaha mendapat takhta Hasmon, Antipater memihak kepada Yohanes Hirkanus II dan membujuk dia untuk mencari bantuan Roma. Ketika Pompei datang melawan Yerusalem pada tahun 63 sM, Hirkanus membantu tentara Roma dalam pengepungan mereka terhadap benteng-benteng bagian dalam.
Yohanes Hirkanus II, sebagai penguasa Yudea, dan Antipater, sebagai wali negeri Idumea, terus mendukung Pompei, jenderal Romawi itu, sampai Pompei dikalahkan pada pertempuran di Farsalus pada tahun 48 sebelum Masehi. Setelah itu, Hirkanus dan Antipater tunduk kepada Julius Caesar, yang sekarang menjadi pemimpin roma. Julius Caesar meneguhkan posisi politik mereka di Yehuda.
Julius Caesar sebagai kepala negara Romawi membawa orde baru di Yudea. Akan tetapi, ia dibunuh pada tanggal 15 Maret, 44 sebelum Masehi, dan berikutnya terjadi serangkaian hari-hari yang naas untuk daerah kecil Yudea. Antipater wafat pada tahun 43 sebelum Masehi, diracun oleh seorang lawannya. Ia meninggalkan empat putra - Faesal, Herodes Agung, Yosef, dan Feroras - dan seorang anak perempuan Mariamne. Putra yang kedua, Herodes Agung, terkenal dalam Alkitab sebagai penguasa Yudea pada masa Kristus lahir.
Herodes telah memulai karir politiknya sebagai seorang pemuda, memerintah sebagai wali negeri atas kawasan Galilea di Palestina utara. Ia diangkat ke posisi ini oleh ayahnya, Antipater. Yosefus mengatakan bahwa Herodes masih berusia 15 tahun ketika ia menempati posisi ini, tetapi cukup jelas bahwa ia tentunya berumur 25 tahun. Sebagai wali negeri Galilea, Herodes berhasil menyingkirkan para perampok dari kawasannya dan lebih berhasil lagi dalam meningkatkan uang pajak yang wajib dibayar kepada pejabat-pejabat Roma. Di bidang politik, ia maju dengan cepat, dan Markus Antonius yang memerintah di bagian Timur setelah kematian Julius Caesar menunjuk Herodes dan saudaranya Faesal menjadi raja seperempat negeri di Yudea pada tahun 41 sebelum Masehi. Tahun berikutnya Antonius menjadikan Herodes raja atas orang-orang Yahudi.
Herodes Agung yang lahir sekitar tahun 73 sM, ibunya adalah seorang ratu Arab. Ia punya sepuluh orang istri namun hanya lima yang dikenal namanya yaitu Doris, Mariamne I, Mariamne II, Maltake, dan Kleopatra; serta tujuh putra, Antipater, Aleksander, Aristobulus, Herodes Boethos Filipus, Arkhelaus, Herodes Antipas, dan Filipus. Ia membunuh tiga orang putranya sendiri.
Orang Yahudi tidak mau menerima Herodes dan ada dua faktor yang menyebabkan hal ini. Pertama Herodes bukan orang Yahudi, tetapi orang Idumea dan ia bersekutu dengan orang-orang Romawi untuk memperoleh dukungan mereka. Faktor kedua terletak pada kenyataan bahwa Herodes telah menelantarkan dinasti Hasmon (dari keturunan Yudas Makabe). Orang Yahudi melihat di dalam dirinya seorang perampas takhta Daud.
[1] Herodes Agung, memerintah 40 - 4 sebelum Masehi.
[2] Herodes Arkhelaus, 4 sebelum Masehi hingga 6 Masehi
[3] Herodes Antipas, hingga 39 Masehi
[4] Herodes Agripa, 41 hingga 44 Masehi
[5] Herodes Agripa II, 48 - 100 Masehi