IV. TAHUN MASEHI (ANNO DOMINI), The Year of Our Lord, Gregorian CalendarTahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 sM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh sM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Aleksandria (Σωσιγένης ὁ Ἀλεξανδρεύς), yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.
Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 sM sehingga tahun 46 sM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 sM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.
Selanjutnya menurut kalender Julianus (
Julian Calendar), tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut sebagai hari untuk merayakan tahun baru. Kemudian kalendar ini disebut
Gregorian Calendar, atau yang disebut
Tahun Masehi (
Anno Domini). Tahun Masehi ini berhubungan dengan keyakinan Kristiani. Masehi adalah nama lain dari
Isa Al Masih. Menurut catatan
Encarta Reference Library Premium 2005, orang yang pertama membuat penanggalan kalender Masehi adalah seorang kaisar Romawi yang terkenal bernama Gaisus Julius Caesar. Itu dibuat pada 45 sM, jika menggunakan standar tahun yang dihitung mundur dari kelahiran Yesus. Namun dalam perkembangannya, ada seorang rohaniawan Kristiani bernama Dyonisius Exiguus (470 M- 544 M) yang kemudian memanfaatkan penemuan kalender Julius Caesar untuk diadopsi sebagai penanggalan yang didasarkan pada tahun kelahiran Yesus Kristus. Itulah sebabnya penanggalan tahun setelah kelahiran Yesus Kristus diberi tanda AD (bahasa Latin:
Anno Domini yang berarti
in the year of our Lord) alias Masehi. Sementara untuk jaman prasejarahnya disematkan BC (Before Christ) alias sM (sebelum Masehi). Kemudian Paus Gregory XIII ini memoles kalender yang sebelumnya dengan beberapa modifikasi dan kemudian mengukuhkannya sebagai sistem penanggalan yang digunakan oleh seluruh Eropa, bahkan kini seluruh negara di dunia dan berlaku umum bagi siapa saja.
Kalender Gregorian yang kita kenal sebagai kalender Masehi dibuat berdasarkan kelahiran Yesus Kristus dalam keyakinan Kristen: "
The Gregorian calendar is also called the Christian calendar because it uses the birth of Jesus Christ as a starting date." Demikian keterangan dalam Encarta Reference Library Premiun 2005.
Gregorian Calendar atau kalender Masehi, sudah menjadi standard penghitungan hari internasional. Pada mulanya kalender ini dipakai untuk menentukan jadwal kebaktian gereja-gereja Katolik dan Protestan. Kalender Gregorian adalah kalender murni surya yang bertemu siklusnya pada tiap 400 tahun (146097 hari) sekali. Satu tahun normal panjangnya 365 hari, tiap bilangan tahun yang habis dibagi 4 tahunnya memanjang menjadi 366 hari, namun tidak berlaku untuk kelipatan 100 tahun dan berlaku kembali tiap kelipatan 400 tahun. Sebagai contohnya tahun 2000 adalah tahun panjang (kabisat,
leap year) sedangkan tahun 1900 tahun normal.
Kalau kita bagi 146097 hari dengan 400, didapatkan angka 365.2425, hampir mendekati daur waktu surya yaitu 365.2421896698 – 0.00000615359 T – 7.29E-10 T^2 + 2.64E-10 T^3 hari. Dengan demikian koreksi pengurangan akan terkumpul menjadi 1 hari setelah sekitar 2500 tahun sekali. Usulan mengenai kapan dilakukannya koreksi itu sudah sering dihembuskan, namun belum di-institusikan.
Kalender Gregorian adalah pembaruan dari kalender Julian. Dalam 16 abad pemakaian kalender Julian, titik balik surya sudah bergeser maju sekitar 10 hari dari yang biasanya ditengarai dengan tanggal 21 Maret tiap tahun. Hal ini membuat kacaunya penentuan hari raya Paskah yang bergantung kepada daur candra dan daur surya di titik balik tersebut. Dikawatirkan Paskah akan semakin bergeser tidak lagi jatuh di musim semi untuk belahan bumi utara, serta semakin menjauhi peringatan hari pembebasan jaman Nabi Musa (penyeberangan laut merah).
Pemikiran tentang koreksi ini sebenarnya telah mulai diperbincangkan dengan keluarnya tabel-tabel koreksi oleh gereja sejak jaman Paus Pius V pada tahun 1572. Dekrit rekomendasi baru dikeluarkan oleh penggantinya, yaitu Paus Gregorius XIII, dan disahkanlah pada tanggal 24 februari 1582. Isinya antara lain tentang koreksi daur tahun kabisat dan pengurangan 10 hari dari kalender Julian. Dengan demikian, tanggal 4 Oktober 1582 Julian, esoknya adalah tanggal 15 oktober 1582 Gregorian. Tangal 5 hingga 14 Oktober 1582 tidak pernah ada dalam sejarah kalender ini. Sejak saat itu, titik balik surya bisa kembali ditandai dengan tanggal 21 Maret tiap tahun, dan tabel bulan purnama yang baru disahkan untuk menentukan perayaan Paskah di seluruh dunia (lihat artikel terkait:
http://www.sarapanpagi.org/pertanyaan-t ... .html#8722 )
Pada mulanya kaum Protestant tidak menyetujui reformasi Gregorian ini, baru pada abad berikutnya kalender Gregorian itu diikuti. Dalam tubuh Katolik sendiri, kalangan gereja ortodox juga bersikeras untuk tetap mengikuti kalender Julian, namun pemerintahan demi pemerintahan mulai mengakui dan akhirnya pemakaiannya semakin meluas seperti yang kita lihat sekarang.
Secara Ringkas kita baca kesimpulan di bawah ini:
Kalender GregorianKalender Gregorian adalah kalender yang sekarang paling banyak dipakai saat ini . Ini merupakan modifikasi Kalender Julian . Yang pertama kali mengusulkannya ialah doktor
Aloysius Lilius, dari Napoli , Italia dan disetujui oleh Paus Gregorius XIII pada tanggal 24 Februari 1582 . Penanggalan tahun kalender ini, berdasarkan tahun Masehi . Kalender ini diciptakan karena Kalender Julian dinilai kurang akurat, sebab permulaan musim semi ( 21 Maret ) semakin maju sehingga, perayaan Paskah yang sudah disepakati sejak Konsili Nicea I pada tahun 325 tidak tepat lagi. Lalu pada tahun 1582 , hari Sabtu 4 Oktober diikuti dengan hari Hari Minggu 15 Oktober .
Perbedaan dengan Kalender JulianSatu tahun dalam Kalender Julian berlangsung selama 365,25. Tetapi karena putaran bumi mengelilingi matahari hanya berlangsung selama 365,2422. hari, maka setiap satu milenium , Kalender Julian kelebihan 7 - 8 hari. Masalah ini dipecahkan dengan hari-hari Tahun Kabisat yang agak berbeda pada kalender baru ini. Pada kalender Julian, setiap tahun yang bisa dibagi dengan 4 merupakan Tahun_Kabisat . Tetapi pada kalender baru ini, tahun yang bisa dibagi dengan 100 hanya dianggap sebagai tahun kabisat jika tahun ini juga bisa dibagi dengan 400. Misalkan tahun 1700, 1800 dan 1900 bukan tahun-tahun kabisat. Tetapi tahun 1600 dan 2000 merupakan tahun kabisat.
Tahun Kabisat (Leap Year)Tahun Kabisat adalah sebuah Tahun Syamsiah di mana tidak terdiri dari 365 hari tetapi 366 hari. Satu tahun syamsiah tidak secara persis terdiri dari 365 hari, tetapi 365 hari, 5 jam , 48 menit dan 45,1814 detik . Jika hal ini tidak dihiraukan, maka setiap empat tahun akan kekurangan hampir satu hari. Maka untuk mengkompensasi hal ini setiap empat tahun sekali (tahun yang bisa dibagi empat), diberi satu hari ekstra: 29 Februari . Tetapi karena 5 jam , 48 menit dan 45,1814 detik kurang dari 6 jam, maka tahun-tahun yang bisa dibagi 100 (seperti tahun 1900), bukan tahun kabisat, kecuali bisa dibagi dengan 400 (seperti tahun 2000). Tahun Kabisat menurut definisi ini ada sejak diluncurkannya
Tanya:Jika Kalendar Gregorian disebut Tahun Masehi/ Anno Domini, mengapa Yesus tidak lahir pada tahun 1 Masehi?Menurut Dyonisius Exiguus (470 M- 544 M) yang menetapkan kalender Masehi pada tahun 525 M, tahun kelahiran Yesus Kristus itu bertepatan dengan 754 tahun berdirinya kota Roma. Niatnya, kalender Masehi dimulai dari sejak kelahiran Yesus Kristus. Jadi tahun 1 Masehi diniatkan satu tahun setelah kelahiran Yesus Kristus. Tapi itu niatnya saja.
Yang menjadi masalah, Dyonisius Exiguus tidak memperhitungkan tahun 0. Dari tahun 1 sebelum Masehi, dia melompat menghitung langsung ke tahun 1 Masehi. Itulah sebabnya hingga saat ini tidak dikenal tahun 0 Masehi. Andai tahun 0 M dihitung, maka seharusnya ada tahun 0 Masehi yang berjumlah 365 hari, sama seperti tahun-tahun yang lain. Selain itu Dyonisius Exiguus juga tidak memperhitungkan masa pemerintahan Kaisar Agustus selama 4 tahun, ketika kaisar tersebut masih menggunakan nama Octavianus. Nama Octavianus tersebut ditanggalkannya ketika dia menang melawan Antonious dan Cleopatra pada tahun 31 sM.
Dengan demikian tahun 4 sebelum Masehi hingga tahun 1 sebelum Masehi bukan tahun kelahiran Yesus Kristus. Jika 4 tahun yang tidak dihitung itu kemudian diperhitungkan, maka tahun baru setelah kelahiran Yesus Kristus adalah tanggal 1 Januari 4 sM Kalender Julian (lihat artikel terkait:
http://www.sarapanpagi.org/tanggal-bera ... .html#p538 ). Dengan ini taksiran intelektual tahun kelahiran Yesus sekitar tahun 4-5 sebelum Masehi.
Dikutip dari berbagai sumber.
Ada artikel menarik tentang Penanggalan Paskah Kristen:
PASKAH DAN REFORMASI PENANGGALAN SURYA
Oleh: Hendro Setyanto*
Maret, 420 tahun lalu, Paus Gregorius XIII mengetahui, sistem penanggalan surya yang digunakan kala itu tidak berjalan sebagaimana mestinya karena Matahari telah mencapai titik Vernal Equinok sebelum 21 Maret. Hal ini mengakibatkan perayaan hari besar agama seperti Paskah tidak dilaksanakan pada hari yang tepat.
Paskah merupakan salah satu perayaan tahunan umat Nasrani yang dirayakan pada hari Ahad dengan tanggal beragam antara 22 Maret-25 April setiap tahunnya. Dengan kata lain Paskah yang dirayakan untuk memperingati kebangkitan Yesus Kristus (Isa al-Masih) dilaksanakan pada tanggal yang berbeda setiap tahun, karena itu Paskah dikenal sebagai sebuah movable feast. Ini beda dengan Natal yang selalu dirayakan setiap tanggal 25 Desember.
Perbedaan karakter perayaan Paskah dan Natal itu disebabkan perbedaan acuan dalam menetapkan hari. Penetapan Natal didasarkan sistem penanggalan Matahari (Solar Calendar) sedangkan Paskah didasarkan sistem Bulan-Matahari (Lunisolar System).
Paskah dan Perayaan Musim Semi
Jika diperhatikan, perayaan Paskah selalu diadakan setelah Matahari melewati titik Vernal Equinok atau titik Musim Semi. Vernal Equinok merupakan salah satu titik perpotongan antara bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bidang ekuator Bumi. Titik potong lainnya disebut Autumnal Equinok atau titik Musim Gugur.
Dalam Penanggalan Surya, Matahari ada pada titik Vernal Equinok sekitar 21 Maret, saat itu Matahari mempunyai deklinasi sebesar 0. Fenomena ini menandakan permulaan musim semi bagi Bumi belahan utara dan musim gugur bagi Bumi belahan selatan. Sedangkan Matahari ada pada titik Autumnal Equinok sekitar 23 September, hal ini menandakan permulaan musim gugur bagi Bumi belahan utara dan musim semi bagi Bumi belahan selatan.
Selain kedua titik equinok itu juga ada dua titik penting penentu musim di Bumi yaitu Summer Solstice dan Winter Solstice. Summer Solstice terjadi saat Matahari ada pada deklinasi terbesar, sekitar 21 Juni, fenomena ini menandakan musim dingin bagi Bumi belahan utara dan musim panas bagi Bumi belahan selatan. Adapun Winter Solstice terjadi ketika Matahari mempunyai Deklinasi Minimum yang terjadi sekitar 21 Desember setiap tahunnya. Winter Solstice berdampak kebalikan dengan Summer Solstice.
Paskah sebagai sebuah perayaan umat Nasrani amat terkait dengan perayaan-perayaan dan tradisi-tradisi sebelumnya, terutama tradisi umat Yahudi. Umumnya para ilmuwan menganggap Paskah bermula dari perayaan Passover atau Pesach yang dilakukan umat Yahudi untuk memperingati hari eksodus kaum Israel dari Mesir dengan melewati laut merah, dipimpin Nabi Musa as.
Reformasi Penanggalan Surya
Paskah dirayakan pada ahad pertama (first Sunday) setelah Purnama yang terjadi setelah Matahari melewati titik Vernal Equinok. Aturan ini menuntut pengetahuan yang akurat tentang terjadinya Purnama dan saat Matahari ada di titik Vernal Equinok.
Kepentingan untuk merayakan Paskah pada hari yang benar merupakan salah satu hal yang mendasari manusia kala itu mempelajari astronomi (pergerakan Matahari dan Bulan) secara sistematis.
Kalender yang digunakan seluruh manusia kini didasarkan pergerakan (semu) Matahari saat mengelilingi Bumi. Dalam sistem Penanggalan itu didefinisikan Matahari ada di Vernal Equinok setiap 21 Maret. Ketidakakuratan dalam menentukan periode tahun tropis sebesar 362,2422 hari mengakibatkan terjadinya akumulasi kesalahan yang baru disadari setelah ribuan tahun. Dalam penanggalan Julian satu tahun tropis lamanya 365.25 hari, berarti berbeda 0.0078 hari atau 11 menit 14 detik setiap tahunnya.
Perbedaan 11 menit 14 detik itu tentu tidak dapat diketahui seketika, tetapi perbedaan itu berakumulasi setelah satu tahun. Kesalahan penanggalan yang berlaku akan mencapai satu hari setelah 128,2 tahun atau 10 hari setelah 1282 tahun. Pada Maret 1582, Paus Gregorius mengetahui, Matahari telah berada di titik Vernal Equinok 10 hari lebih cepat dari seharusnya.
Hal inilah yang mendasari reformasi kalender Julian 420 tahun lalu dengan menghilangkan 10 hari dari tanggal 5-14 Oktober 1582 yang dilakukan Paus Gregorius XIII. Sehingga kalender bulan Oktober 1582 melompat dari hari Selasa 4 Oktober ke hari Rabu 15 Oktober 1582. Selain menghilangkan 10 hari, Paus Gregorius juga mengeluarkan aturan baru dalam menetapkan tahun kabisat, di mana tahun abad merupakan tahun kabisat jika dapat habis dibagi 400.
Tahun ini Paskah dirayakan pada hari Ahad, 31 Maret 2002, karena Purnama setelah tanggal 21 Maret terjadi pada Jumat 29 Maret 2002, yang juga bertepatan dengan peringatan wafatnya Yesus Kristus.
Selain merupakan perayaan kebangkitan Yesus Kristus (Isa al-Masih), Paskah juga mempunyai keterkaitan sejarah dengan perayaan musim semi dan reformasi kalender. Semoga Paskah 2002 ini dapat menjadi musim semi dan reformasi akhlaq dan perilaku dalam kehidupan beragama di Indonesia. Selamat Merayakan Paskah 2002.
* Penulis adalah Asisten di Observatorium Bosscha, Ketua Umum Forum Kajian Ilmu Falak "ZENITH" (Kompas 280302)
Artikel terkait, di: