Saat Serangan Fajar Justru Dinanti Warga

Oleh :
  • Font:
  • Ukuran Font: - +
  • Warga kampung Tanjungsari, Pedurungan, Semarang memasang spanduk bertuliskan sindiran untuk partai politik yang melakukan serangan fajar jelang Pemilu (7/4). Warga menolak berbagai bentuk pemberian jelang Pemilu. TEMPO/Budi Purwanto

    Warga kampung Tanjungsari, Pedurungan, Semarang memasang spanduk bertuliskan sindiran untuk partai politik yang melakukan serangan fajar jelang Pemilu (7/4). Warga menolak berbagai bentuk pemberian jelang Pemilu. TEMPO/Budi Purwanto

    TEMPO.CO, Kediri - Sehari menjelang pemilu legislatif berlangsung, warga di Kediri, Jawa Timur, ramai menggunjingkan politik uang. Mereka berharap ada calon legislator (caleg) yang membagikan uang pada malam menjelang pemilu legislatif, Rabu, 9 April 2014, besok. 

    Obrolan seputar bagi-bagi uang atau yang dikenal dengan serangan fajar ini terdengar hampir di semua tempat. Mereka saling menanyakan apakah di daerah masing-masing sudah terjadi aksi bagi-bagi uang. ”Sampai semalam belum ada, mungkin nanti malam,” kata Ny. Bandi, penjual nasi pecel di Kelurahan Bujel, Kediri, Selasa, 8 April 2014.

    Menurut pengalamannya, serangan fajar ini biasanya dilakukan H-2 hingga H-1 sebelum pencoblosan. Para caleg biasanya sudah memiliki daftar calon pemilih yang akan kecipratan uang. Jumlah amplop biasanya disesuaikan dengan jumlah pemilih di setiap rumah sasaran. Pada pelaksanaan Pemilu 2009 lalu, menurut dia, seorang caleg di daerahnya membagikan amplop tepat pukul 23.00 menjelang pencoblosan keesokan hari. (Baca: Malam Nanti Waspadai Caleg Gerilya).

    Warga lain mengaku telah menerima salam tempel mendapatkan lebih dari tiga amplop dari caleg berbeda. Bukannya menolak, dia justru merasa senang mendapatkan banyak uang. ”Kapan lagi ada rezeki nomplok?” ujar warga yang menolak disebutkan identitasnya itu. (Baca: Warga: Di Sini Terima Serangan Fajar).

    Jumlah uang itu pun beragam, sekitar Rp 30-50 ribu. Uang diberikan melalui tim sukses di lapangan yang meminta hak pilihnya diberikan ke caleg tertentu. Meskipun tak bisa memantau pilihan di bilik suara, tim sukses itu konon bisa mengetahui jika ada penerima uang yang tak memilih.

    Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Kediri Muharjito mengaku banyak mendengar adanya praktek bagi-bagi uang itu. Siang tadi dia juga menerima laporan dari warga di Desa Janti, Kecamatan Papar, yang melaporkan politik uang oleh caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa. Dia dilaporkan membagikan dua amplop berisi masing-masing uang Rp 20 ribu kepada warga. ”Kami akan pangggil caleg yang bersangkutan dan saksi,” ujar dia. Jito pun meminta warga melaporkan siapa pun yang memberikan uang atau barang dengan imbalan hak suaranya ke polisi. (Baca: Begini Cara Atiqah Hasiholan Hadapi Serangan Fajar).

    HARI TRI WASONO

    Topik terhangat:
    MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo

    Berita terpopuler:
    Anas 'Tabuh Genderang Perang' Lawan SBY 
    Cara Jokowi Jelaskan Kasus Busway Karatan 
    Prabowo Bilang Pemimpin Jakarta Penipu, Ahok: Termasuk Saya Dong


     

     

    Lihat Juga



    Selengkapnya
    Grafis

    Seandainya Vaksin Covid-19 Tidak Gratis, Ini Kisaran Harga 6 Produsen

    Jika vaksinasi tidak gratis, berapa biaya yang harus kita keluarkan untuk melakukan vaksinasi?