Buruh RI Mahal Tapi Tak Produktif, Investor Lari ke Vietnam

News - Yuni Astutik, CNBC Indonesia
09 July 2020 15:36
Women work on the production line at Complete Honour Footwear Industrial, a footwear factory owned by a Taiwan company, in Kampong Speu, Cambodia, July 4, 2018. REUTERS/Ann Wang    SEARCH Foto: REUTERS/Ann Wang

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom Bank Permata Joshua Pardede menyebut upah buruh di Indonesia terbilang mahal di Kawasan ASEAN, namun sayangnya tak dibarengi dengan produktivitas.

"Ini yang menyebabkan kenapa investor lari ke Vietnam, karena labour cost mahal tapi tak diikuti dengan produktivitas," ujarnya dalam Webinar CNBC Indonesia "Lulusan Vokasi Menjawab Tantangan Ekonomi Nasional" di Jakarta, Kamis (9/7/2020).

Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat. Perekonomian Indonesia menurutnya untuk bisa mencapai level 9% harus melalui beberapa tantangan. Apalagi menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia setiap tahunnya menurun sehingga banyak hal yang harus dibenahi.

"Mengejar GDP per kapita masuk kelas negara maju. Pertumbuhan ekonomi kita at least di kisaran 6%, mendorong percepatan naik kelas negara kita menjadi negara maju," tegasnya.

Salah satu yang dihadapi di tengah pandemi untuk tetap bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi adalah potensi jumlah pengangguran yang meningkat. Selain itu, Indonesia juga dihadapkan pada kualitas sumber daya manusia yang berkejaran dengan Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan.

"AI ini menjadi salah satu tantangan, sehingga bagi pemerintah bisa menyesuaikan kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman," katanya lagi.

Perbaikan kurikulum in diharapkan bisa menjadi bekal, khususnya bagi lulusan vokasi. "Sehingga kita harapkan, bagaimana kita memberikan input optimal pendidikan vokasi yang akan meningkatkan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan industri, sehingga harapannya produksi nasional harus bisa naik," katanya.

Di atas kertas, tingkat produktivitas pekerja di Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara lain. 

Pihak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan tingkat produktivitas pekerja Indonesia dalam periode 2010-2017 masih berada pada level rendah, dengan hanya tumbuh 3,8%, lebih lambat jika dibandingkan negara tetangga.

Diketahui tingkat produktivitas di Thailand mencapai 5,3%, Vietnam 5,8%, Filipina 4,1%, dan Kamboja 4,3%. Bahkan indikator Total Factor Productivity (FTP) Indonesia pada periode yang sama tumbuh -1,5%.

Untuk melihat tingkat upah di ASEAN, cek di sini.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Corona Masih Ganas, Kota Terbesar Vietnam Perpanjang Lockdown


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading